Page 341 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 341
0
= = = 220 (−240 − φ )
Z c 36,05 c
= 6,1 ∠ [−240 − (−56,3) ] ampere
0
0
0
= = 6,1 ∠ − 183,7 ampere
I R I S
0
R 220 0 V S R I pS S
V SN I pR V RN
0
220 -120 V
Z a Z b
V RN V SN
I N
N N
Sumber Saluran - Beban
-
0
220 - 240 V + V TN V TN Z c
+
I T I pT
T T
Gambar 8.2 Rangkaian untuk contoh 1 nomor 1).
Ampitudo dari semua tegangan fasor adalah sama, yaitu:
| | = | | = | | = V = 220 volt
p
Amplitudo dari arus fase dan arus saluran sebagai berikut:
I pR = I lR = 5,5 ampere
I pS = I = 3,11 ampere
lS
I pT = I lT = 6,1 ampere
Diagram fasor tanpa skala dari rangkaian gambar 8.2 contoh 1 nomor 1)
diperlihatkan pada gambar 8.3.
Dari diagram fasor gambar 8.3 dapat dilihat bahwa, arus fasor IR sefasa
dengan tegangan fasor VRN (beban pada fase ini bersifat resistif murni).
Sudut yang dibentuk oleh tegangan dengan arus pada fase R, adalah φ =
a
0 . Arus fasor IS menyusul tegangan fasor VSN dan membentuk sudut
0
0
φ = 45 (beban pada fase ini bersifat induktif). Arus fasor IT
b
248

