Page 82 - Filosofi Teras
P. 82

kebahagiaan kita tidak tergantung pada hal-hal di luar kendali kita. Jika
                kekayaan, reputasi, kesehatan kita diambil dari kita, kita bisa tetap bahagia, jadi
                mengapa takut?



                Pasrah pada Keadaan?

                Dengan dikotomi kendali seperti di atas, apakah Stoisisme mengajarkan kita

                untuk pasrah pada keadaan? Sama sekali tidak. Di semua situasi, bahkan saat
                kita merasa tidak ada kendali sekalipun, selalu ada bagian di dalam diri kita yang
                tetap merdeka, yaitu pikiran dan persepsi. Ada sebuah analogi menarik di dalam
                literatur Stoisisme yang menjelaskan tentang kemerdekaan di dalam situasi yang
                tidak bisa kita kendalikan:

                Bayangkan seekor anjing yang terikat lehernya ke sebuah gerobak. Saat
                gerobak bergerak, anjing ini punya pilihan. Pertama, dia bisa ngotot pergi

                berlawanan arah dengan si gerobak, yang hasilnya adalah lelah, karena dia tidak
                mungkin bisa menang melawan gerobak itu, dan lehernya akan tercekik sampai
                tersengal-sengal. Pilihan kedua, dia bisa memilih untuk berjalan mengikuti arah
                dan kecepatan si gerobak tanpa harus tercekik. Bahkan, dia masih bisa
                menikmati pemandangan—dan bergenit ria dengan anjing lain di jalan. Ketika
                anjing ini melawan hal-hal yang di luar kendalinya, dalam hal ini gerobak yang
                berjalan, dia hanya menemui penderitaan. Namun, ketika dia memfokuskan

                pada hal yang bisa dikendalikan, yaitu mengikuti gerobak, menikmati
                pemandangan, sambil mengedipkan mata pada anjing-anjing lain, maka dia
                tetap bisa merasa bahagia.

                Kalau kita berpikir analogi anjing di atas terlalu “kejam” untuk diterapkan di
                situasi manusia, coba bayangkan pengalaman kedua orang berikut. Pertama,
                ada Vice Admiral James Stockdale, seorang pilot Angkatan Laut Amerika Serikat

                yang terjun di Perang Vietnam. Stockdale menerbangkan 150 misi terbang di
                atas wilayah musuh, Vietnam Utara, dan pada September 1965, pesawatnya
                ditembak jatuh di wilayah musuh. Stockdale berhasil menyelamatkan diri dengan
                terjun keluar menggunakan parasut. Filosofi Teras yang dipelajarinya akan
                menjadi bekalnya bertahan hidup, secara fisik dan moril. Saat ia harus memasuki
                wilayah musuh, Stockdale berkata pada dirinya sendiri, "Saya meninggalkan

                dunia teknologi, dan memasuki dunia Epictetus."
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87