Page 11 - SEDEKAH, HADIAH, dan HIBAH
P. 11
2) Dilakukan atas dasar kemauan sendiri, bukan karena paksaan dari pihak lain,
3) Dibenarkan melakukan tindakan hukum .
b. Orang yang menerima hibah (mauhub lahu)
Penerima hibah (mauhub lahu) disyaratkan sudah ada ketika akad hibah dilakukan. Jika
ketika akad berlangsung tidak ada, atau hanya ada atas dasar perkiraan, seperti janin
yang masih dalam kandungan ibunya, maka tidak sah dilakukan hibah kepadanya. Atau
orang yang diberi hibah itu ada di waktu pemberian hibah, namun dia dalam keadaan
terganggu akalnya, maka hibah tersebut diambil oleh walinya, pemeliharanya atau orang
mendidiknya sekalipun dia tidak ada hubungan keluarga.
c. Barang yang dihibahkan (mauhub)
Syarat barang yang dihibahkan (mauhub) antara lain:
1) Milik pemberi hibah (waahib).
2) Barang sudah ada ketika akad hibah berlangsung.
3) Memiliki nilai atau harga
4) Berupa barang yang boleh dimiliki menurut agama.
5) Telah dipisahkan dari harta milik pemberi hibah (waahib)
UJI PUBLIK
6) Barang bisa dipindahkan status kepemilikannya dari tangan pemberi hibah (waahib)
kepada penerima hibah (mauhuub lahu)
d. Akad atau ijab dan kabul.
4 Mengambil Kembali Hibah
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa mencabut hibah itu hukumnya haram, kecuali
hibah dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya, sebagaimana dengan sabda Nabi Saw.:
ُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ ْ َ ْ َ ْ َ َ ً َ َ ْ َ َ َ ً َّ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ ُْ َ َ
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ٍ ِ
ِ
ٍ
ه دلو ىطعي اميف دلاولا لاإ اهيف ِ عجريف ةبه بهي وأ ةيطع ىطعي نأ ملسم لجرل لحيلا
ِ
ِ
Artinya:
“Tidak halal seorang muslim memberikan suatu barang kemudian ia tarik kembali,
kecuali seorang bapak kepada anaknya” (HR. Abu Dawud).
Sabda Nabi saw: ُ
ْ َ
ْ َ ْ َ
َ
ُ َ
َ
ْ
ُ ْ ُ َ َّ ُ ُ
ِ ِ ِ ِ
ِ ِ
ِ
( هيلع قفتم ) هئيقىفدوعي مث ئقي بلكلااك هتبهىف دئاعلا
ِ ِ
ِ
Artinya:
“Orang yang menarik kembali hibahnya sebagaimana anjing yang muntah lalu
dimakannya kembali muntahnya itu” (Muttafak ‘Alaih).
Hibah dapat dicabut karena beberapa sebab, antara lain:
FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII 99

