Page 14 - Modul
P. 14
Bacalah artikel dibawah ini !
Pengumuman Proklamasi Kemerdekaan RI yang diterima di luar negeri dalam
satu-dua hari saja sudah menimbulkan reaksi yang sangat hebat, peristiwa proklamasi ini
akan diikuti oleh negara jajahan semacam itu di tanah jajahan lainnya. Pemerintah
Jepang di Indonesia diperintahkan oleh Sekutu untuk tetap mempertahankan statusquo
pada waktu mereka menyerahkan kekuasaan kepada sekutu. Statusquo ini berarti
Indonesia tetap merupakan tanah jajahan pada tanggal 15 Oktober 1945 tentara Inggris
yang ditugaskan untuk menerima kapitulasi Jepang di Indonesia, mulai mendarat di
Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan tempat lainnya.
Inggris segera mengirimkan pasukan komando khusus dari SEAC yang bernama
AFNEI. Pasukan ini dibawah komando Jenderal Sir Philip Christison, dengan
mengembangkan tugas sebagai berikut: (1) Menerima penyerahan kekuasaan tentara
Jepang tanpa syarat. (2) Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu. (3)
Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya. (4)
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban, dan
keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil. (5) Mengumpulkan
keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili sesuai hukum yang berlaku.
Sebenarnya sebelum Inggris mengemban tugas dari pihak Sekutu, ia telah terikat
perjanjian dengan Belanda. Persetujuan tersebut ditandatangani di London pada tanggal
24 Agustus 1945 yang kemudian dikenal dengan nama London Civil Affairs Agreement.
Dalam perjanjian tersebut dinyatakan pihak Inggris akan membantu Belanda untuk
mengembalikan kekuasaannya di Indonesia. Pihak Inggris datang ke Indonesia dengan
memboncengi tentara NICA (Netherlands-Indies Civil Administration), nantinya dapat
mengatur pemerintahan di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menentukan haluan
politiknya dalam menghadapi Sekutu yang dalam hal ini diwakili oleh Inggris.
Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

