Page 356 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 356
−83,74
2
2
= √ (175,14) + (−83,74) ∠ tan −1 ( )
175,14
0
= 194,13 ∠ − 25,55 volt
Tegangan pada beban fase S adalah:
0
0
= (220 ∠ − 120 ) − (95 ∠ 61,82 )
0
0
0
= 220 [cos (−120 ) + j sin (−120 )]– 95 [cos (61,82 )
0
+ j sin (61,82 )]
= −110 – j 190,52 – 44,86 – j83,74 = − 154,86 – j274,26
−274,26
2
2
= √ (− 154,86) + (−274,26) ∠ tan −1 ( )
− 154,86
0
0
= 314 ∠ 60,55 atau 314 ∠ − 119,45 volt
Tegangan pada beban fase T adalah:
0
0
= (220 ∠ − 240 ) − (95 ∠ 61,82 )
0
0
= 220 [cos (−240 ) + j sin(−240 )]
0
0
− 95 [cos (61,82 ) + j sin (61,82 )]
= −110 + j190,52 – 44,86 – j83,74 = −154,86 + j106,78
106,78
2
2
= √ (− 154,86) + (106,78) ∠ tan −1 ( )
− 154,86
0
0
= 188,10 ∠ − 34,58 atau 188,10 ∠ − 34,58 volt
Dari perhitungan di atas, tampak bahwa tegangan pada fase S disisi beban
mengalami kenaikan, sedangkan tegangan pada fase R dan T mengalami
penurunan. Tegangan pada sisi beban tidak seimbang.
263

