Page 56 - Majalah Hitam Putih Indonesia November 2021
P. 56
Sejarah
Mengangkat kesenangan dan kelezatan still life tradisional, fotografer Rebecca Storm
(@rebeccaastorm) memanfaatkan reputasi genre untuk kesenangan yang nyaman dengan mengatur
karya yang menawarkan tantangan dan ketidaknyamanan kepada audiensnya. Abu rokok, riasan
yang tumpah, dan lolipop berlapis rambut menghiasi fotografi still life milik Storm, memadukan
banyak gaya artistik; dengan banyak meminjam dari elemen genre Vanitas dan surealisme, objek
yang dulunya enak dan familiar menjadi ofensif dan aneh.
"Still Life” oleh Scott Garner.
“Still Life” oleh Scott Garner menandai keberangkatan yang signifikan dan revolusioner untuk genre
ini, karena menghilangkan keheningan dari komposisi sepenuhnya. Apa yang tampak seperti adegan
still life konvensional pada kenyataannya adalah sebuah televisi yang diisi data yang dapat diputar
pada porosnya, menyebabkan semua objek berjatuhan melintasi lanskap. Dengan cara yang
menyenangkan, karya Garner meluncurkan kehidupan diam ke dimensi keempat: secara bersamaan
menggarisbawahi ketidakkekalan kehidupan meskipun seseorang mengaturnya dengan hati-hati,
sambil menyoroti bagaimana teknologi selamanya mengubah konteks di mana seni dilihat secara
retrospektif.
Dengan teknologi yang terus berkembang dan seniman di seluruh dunia yang mendefinisikan ulang
genre, still life berada di bawah interpretasi ulang yang konstan karena proses kreatif memberi
penghormatan pada sejarah panjangnya. Media baru dan mode ekspresi memastikan bahwa apa pun
objeknya, baik rapi atau kusut, akan terus menarik perhatian seniman dan penonton di semua media.
56

