Page 14 - Seroja Magz 3 for publish123
P. 14
SEROJA MAGAZINE | Vol IV Juli 2017
kegalauan, ketidaknyamanan yang akhirnya membutuhkan pelepasan menuntut kehadiran,
utamanya Ibu. Sebab ibulah yang memiliki ikatan emosi yang kuat dengan anak. Pengasuhan Emosi yang baik akan
melahirkan anak yang memiliki rasa percaya diri, merasa dihargai dan dicintai, memiliki emosi yang stabil, dan mampu
menjalin interaksi dengan lingkungannya.
Pengasuhan Sosial bertujuan agar anak merasa nyaman dengan lingkungan sosialnya. Pengasuhan ini menjadi
sangat penting karena pengasuhan sosial yang diberikan dengan baik, akan mengajarkan anak untuk memahami
tanggung jawab sosial yang diembannya. Proses ini dapat dilakukan orang tua dengan
memberikan contoh peran yang dilakukan ayah dan ibu, kakak dan adik, pun kakek dan nenek.
Dari tiga jenis kegiatan pengasuhan, apabila komitmen telah terbentuk antara suami dan istri, saat keputusan
dilematis harus diambil –istri keluar rumah- maka hal yang harus dilakukan adalah
meminimalisir terkendalanya proses. Meski tidak bersama ibu anak akan tetap mendapatkan rasa aman dan nyaman
ketika bersama ayah. Meski tidak bersama ibu, anak akan tetap memperoleh makan yang teratur ketika bersama ayah,
atau anak akan tetap memahami tugas dan tanggung jawabnya, meski tidak diingatkan oleh ibu.
Pengasuhan dalam 5 tahun pertama kehidupan tetap diharapkan melibatkan kedua orang tua dan didominasi
oleh ibu, sehingga menjadi penting bagi suami istri menerapkan strategi agar proses ini dapat berjalan baik.
Bagaimana Ibu yang bekerja menguatkan ikatan dengan anak disaat waktu-waktu yang seharusnya bersama anak
tersita oleh pekerjaan.
Diawal kelahiran, ibu benar-benar harus mengoptimalkan waktu cuti melahirkan sepenuhnya untuk anak.
Menyusui bayi dan mempertahankan asupan asi ekslusif sampai dengan memandikan, memijat dan melakukan
kegiatan-kegiatan dengan sentuhan fisik maksimal.
Menyambut masa bicara dengan aktif berinteraksi menggunakan satu bahasa. Jika ibu dan ayah
memiliki bahasa ibu yang sama ini akan memudahkan, namun jika ibu dan ayah memiliki dua bahasa ibu,
sebaiknya disepakati anak akan dikenalkan dengan bahasa yang mana, sehingga proses
berbicaranya tidak ambigu.
Mempersiapkan mental anak saat akan memasuki lingkungan yang berbeda.
Ibu sebaiknya mengkomunikasikan hal-hal baru yang akan dialami anak saat mereka akan memasuki
lingkungan baru, baik lingkungan formal maupun non formal.
Mengenalkan anak akan konsep dan norma yang berlaku tidak saja melalui dongeng dan percakapan,
namun juga dari sikap dan perilaku yang ditampilkan
Menyambut masa pubertas dengan membuka komunikasi tentang sex dan jenis kelamin. Terbuka dengan konsep
pergaulan yang diceritakan anak. Mengarahkan dan melakukan pendekatan dari sisi
keagamaan dengan tulus.
Menciptakan pola komunikasi yang terbuka, dan tidak menjadi ibu superior, namun ibu yang
demokratis dan asyik diajak berdiskusi. Hal ini dapat dilakukan ibu dengan melepas konsep ibu yang tahu
segalanya dan harus dipatuhi, menjadi ibu yang freindly, enak diajak bicara, tidak cepat
menyimpulkan apalagi menghakimi, dan menyediakan waktu seluas-luasnya saat anak ingin
berbicara.
Mengembangkan diri menjadi ibu yang tidak gaptek, yang berteman dengan anak di Facebook, punya akun
14

