Page 7 - Edisi 164 Juni 2018 | Majalah Komunitas LAZIS Sabilillah Malang
P. 7
O l e h :
H. Anas Basori Alwi
SEGALA puji bagi Allah, Rabb semesta Adha, lalu diadakan penyembelihan dalam seekor domba. Jika setiap mukmin
alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita rangka bersyukur atas nikmat kelahiran tersebut, mengingat kisah ini, seharusnya mereka
Muhammad, keluarga, para sahabat dan maka sembelihan ini disebut dengan sembelihan mencontoh dalam bersabar ketika melakukan
orang-orang yang meniti jalan mereka hingga aqiqah dan bukan al udh-hiyyah.[5] ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka
akhir zaman. mendahulukan kecintaan Allah dari hawa
Sebuah ayat yang menjadi pertanda Hikmah di Balik Menyembelih Qurban nafsu dan syahwatnya.[6]
disyari’atkannya ibadah qurban adalah firman Pertama: Bersyukur kepada Allah atas Keempat: Ibadah qurban lebih baik daripada
Allah Ta’ala, nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan. bersedekah dengan uang yang semisal dengan
Kedua: Menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim
hewan qurban.[7]
–khlilullah (kekasih Allah)- ‘alaihis Raihlah Ikhlas dan Takwa dari
salaam yang ketika itu Allah memerintahkan
“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an beliau untuk menyembelih anak tercintanya Sembelihan Qurban
. Allah Ta’ala berfirman,
nahr).” (QS. Al Kautsar: 2). Di antara tafsiran sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis Menyembelih qurban adalah suatu ibadah
ayat ini adalah “berqurbanlah pada hari salaam ketika hari an nahr (Idul Adha). yang mulia dan bentuk pendekatan diri pada
raya Idul Adha (yaumun nahr)”. Tafsiran Ketiga: Agar setiap mukmin mengingat Allah, bahkan seringkali ibadah qurban
ini diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Tholhah kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas digandengkan dengan ibadah shalat.
dari Ibnu ‘Abbas, juga menjadi pendapat salaam, yang ini membuahkan ketaatan Allah Ta’ala berfirman,
. Allah Ta’ala berfirman,
‘Atho’, Mujahid dan jumhur (mayoritas) pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih
ْ
َ
ulama.[1] dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan ْرَحواَ َكِّبَرِن ِّمَصَف
Penyembelihan qurban ketika hari raya seperti inilah yang menyebabkan lepasnya
Idul Adha disebut dengan al udh-hiyah, cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi Bersambung ke halaman 22
sesuai dengan waktu pelaksanaan ibadah
ْ
tersebut.[2] Sehingga makna al udh- ْرَحواَ َكِّبَرِن ِّمَصَف
َ
hiyyah menurut istilah syar’i adalah hewan (QS. Al Kautsar: 2)
yang disembelih dalam rangka mendekatkan
diri pada Allah Ta’ala, dilaksanakan pada
(QS. Al Kautsar: 2)
َّ
ُ
ُ
hari an nahr (Idul Adha) dengan syarat- ِ ِ لِلَ ِٓتاممَ َْإَْحمَ ِٓكُسوَ ِٓت َ لََص َّ نإ ْمق
syarat tertentu.[3] َ َ َ َ َ َ ِ
ْ
َ
Dari definisi ini, maka yang tidak termasuk َهِٕمناَعنا ِّ بَر
َّ
ِ ِ لِلَ ِٓتاممَ َْإَْحمَ ِٓكُسُوَ ِٓت َ لََص َّ نإ ْمق
َ َ
َ َ َ
dalam al udh-hiyyah adalah hewan yang َ ِ ُ
disembelih bukan dalam rangka taqorrub ْ
pada Allah (seperti untuk dimakan, dijual, َهِٕمَناَعنا ِّ بَر
atau untuk menjamu tamu). Begitu pula
yang tidak termasuk al udh-hiyyah adalah
hewan yang disembelih di luar hari tasyriq
walaupun dalam rangka taqarrub pada Allah.
Begitu pula yang tidak termasuk al udh-
hiyyah adalah hewan untuk aqiqah dan al
hadyu yang disembelih di Mekkah.[4]
Catatan: Aqiqah adalah hewan yang Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala berfirman,
disembelih dalam rangka mensyukuri nikmat
kelahiran anak yang diberikan oleh Allah Ta’ala,
baik anak laki-laki maupun perempuan. Sehingga
ُ
ُ
ًناَىَٔ ْ هِكَنَ اٌَُؤامِد َ لََ اٍَُمُُحن ﷲ َلاَىَٔ ْ هَنَٔ ْ هِكنَ اٌَُؤامِد َ لََ اٍَمُُحن ﷲ َلاَىَٔ ْ هن
ُ
aqiqah berbeda dengan al udh-hiyyah karena al ُ َّ ًناَى َ ُ َّ َ
ُ
udh-hiyyah dilaksanakan dalam rangka َ َ َ َ َ ُ َ
َ
َ
ْ َّ
ُ ْ
ُ ْ
ْ َّ
َ
mensyukuri nikmat kehidupan, bukan syukur ْمكىِم ُِقتنا ْمكىِم ُِقتنا
َ
atas nikmat kelahiran si buah hati. Oleh karena
itu, jika seorang anak dilahirkan ketika Idul
Majalah Komunitas Sabilillah
Edisi 164 / Juni 2018 / Thn: 07 7
Allah Ta’ala,
Allah Ta’ala,
َ
َ
ْ
َ
َ ُ
ْ نأ ْمكُدَحأ َداَرأَ ِةَّجِحنا ِِذ َلَلٌَِ ْمُتْٔأَر اَذإ ِ
َ
ْ
ْ َ
ُ
ِيراَفظأَ ِيرْعَش ْ هَع ْكِسْمٕهَف ِّّحَضٔ ُ َ َ ْ
َ
َ ِ
ِ
ُ َ
َ ُ
َ
َ
ْ نأ ْمكُدَحأ َداَرأَ ِةَّجِحنا ِِذ َلَلٌَِ ْمتْٔأَر اذإ ِ
ْ
ْ َ
ُ
ُ
َ
َ
ِ
ِ
ِيراَفظأَ ِيرْعَش ْ هَع ْكِسْمٕهَف ِّّحَضٔ

