Page 9 - MAJALAH TRAVEJES REVISI 3 (1)
P. 9
T O K O H
E D I S I I N I ( 2 )
Akan tetapi, perjalanan Bu Cicik dalam menekuni hobi menulis ini
tidaklah selalu mulus. Di balik itu semua ada bagian sedihnya juga.
Orang-orang terdekat Bu Cicik tidak mendukung hobi tersebut,
karena mereka tidak ingin melihat beliau lelah. Selain sebagai
seorang guru, beliau juga adalah seorang Ibu dari 2 anak. Peran
ganda inilah yang menjadikan Bu Cicik harus pandai membagi
waktu antara pekerjaan sekolah dan juga pekerjaan rumah.
Latar belakang beliau yang merupakan seorang guru Matematika
juga menjadi hambatan dalam menekuni hobi ini. “Keterampilan
berbahasa saya kurang bagus, bukan orang Bahasa,” ujar Bu Cicik
kala Tim Majalah Sekolah mewawancarainya.
Selain hal-hal di atas, proses dari seminar yang beliau ikuti tentu
saja tidak mudah, terdapat “challenge menulis” satu hari satu cerita.
Walaupun demikian, kendala demi kendala yang ditemuibeliau
justru tidak membuat beliau patah arang.
Sebagai seorang guru, beliau harus menjadi manusia pembelajar.
Karena pada saat proses menulis, beliau pasti harus belajar dari apa
yang ditulisnya. Contoh kecilnya, Bu Cicik “dipaksa” untuk menulis
sesuai EYD dan tata bahasa yang baku. Namun, ada kepuasan
tersendiri yang beliau dapatkan setelah berhasil menyelesaikan
tulisannya. Dari tulisan-tulisan tersebut, beliau dapat membagikan
inspirasi dan motivasi bagi pembacanya. “Berbagi itu wujud syukur
saya karena Tuhan telah memberikan talenta menulis”, katanya.
Tak puas dengan pencapaian yang sudah diraih untuk kedepannya
beliau akan tetap menulis setiap harinya dan tidak jera untuk
mengikuti lomba menulis lagi. Wah semangatnya patut kita contoh
nih guys.
Nah bagi siswa -siswi SMP Kristen Petra 5 yang memiliki
kemampuan untuk menulis, tetapi masih enggan untuk
membagikan tulisannya, kalian harus mencoba lagi, jangan
sembunyikan talenta kalian. Hehe. Semangat dan kegigihan Bu
Cicik bisa menjadi inspirasi untuk kita belajar menulis.
5

