Page 84 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 84

Sesudah ditangkap, Stockdale dikeroyok dan dipukuli oleh tentara
                   musuh sedemikian rupa yang di kemudian hari menyebabkan ia

                   berjalan pincang untuk seumur hidupnya. Stockdale ditahan sebagai
                   tawanan perang selama 7,5 tahun, dan lebih dari 4 tahun dari masa
                   itu dihabiskan dalam sel isolasi (bayangkan, kamu tidak bisa
                   berhubungan dengan manusia lain selama lebih dari 4 tahun!).

                   Selama ditawan, Stockdale disiksa selama 15 kali. Selama di

                   tahanan itu juga, Stockdale berusaha mempertahankan moril
                   tawanan yang lain dan menghibur mereka jika mereka akhirnya
                   takluk di bawah penyiksaan fisik. Sesudah bertahun-tahun melalui
                   isolasi, cedera permanen, sampai penyiksaan, akhirnya Stockdale
                   dibebaskan dan kembali ke Amerika Serikat. Beliau kemudian
                   menuliskan esai berjudul “Courage Under Fire: Testing Epictetus's
                   Doctrines In A Laboratory of Human Behavior" [Keberanian Dalam

                   Serangan: Menguji Doktrin Epictetus Di Dalam Laboratorium Perilaku
                   Manusia), bagaimana Stoisisme membantunya melalui episode
                   paling gelap dalam hidupnya.

                   Kedua, jika kamu mengalami situasi di mana ayah, ibu, saudara laki-
                   laki, dan istrimu yang sedang hamil harus mati di kompleks tahanan
                   [ghetto] dan kamp konsentrasi di waktu yang berdekatan, apakah

                   kamu bisa tetap waras dan tegar? Itulah yang dialami Viktor Frankl,
                   seorang psikiater yang hidup di Austria saat Perang Dunia II. Ketika
                   tentara Nazi Jerman memasuki Austria, Frankl dan keluarganya yang
                   keturunan Yahudi diciduk dan dikirim ke ghetto Yahudi, kemudian
                   dipindahkan lagi ke kamp konsentrasi. Ayah Frankl meninggal di
                   ghetto pada 1943, lalu ibu, saudara laki-laki, dan istrinya dibunuh di

                   kamp konsentrasi.

                   Selama di kamp konsentrasi, Frankl tetap aktif bekerja menyediakan
                   kelas pengajaran dan juga layanan kesehatan bagi sesama tawanan,
                   sampai akhirnya ia dibebaskan dengan datangnya pasukan Amerika
                   Serikat. Seusai Perang Dunia II, Frankl kembali ke Vienna dan

                   menulis buku mengenai pengalamannya di kamp konsentrasi.
                   Bukunya yang berjudul Man’s Search for Meaning (Pencarian
                   Manusia akan Makna] menjadi salah satu buku psikologi paling
                   populer sepanjang masa dan menjadi basis untuk terapi psikologi
                   Frankl yang disebut Logotherapy.

                   Dari pengalamannya, Frankl menyimpulkan bahwa di dalam situasi

                   yang paling menyakitkan dan tidak manusiawi, hidup masih bisa
                   memiliki makna, dan karenanya, penderitaan pun dapat bermakna
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89