Page 30 - AL BAYAN EDISI 21
P. 30

JEJAK



          SYEIKH NAWAWI AL-BANTANI: ULAMA INDONESIA UNTUK DUNIA


      A                Al-'Allaamah  Asy-Syekh  keluarga yang sangat religius di Desa

                                                   Biografi
            Al-Imaam
          Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-
                                                   Syekh Nawawi AL-Bantani lahir dari
          Bantani at-Tanari asy-Syafi'i  (ةملاعلا  ماملإا
          يرانتلا  ينتنبلا  يواجلا  رمع  نب  يوون  دمحم  خيشلا
                                                Tanara, Serang, Banten, pada  tahun 1230
          يعفاشلا ) atau lebih dikenal Syekh Nawawi al-
                                                H atau 1815 M, dengan nama Muhammad
          Bantani merupakan salah seorang ulama
          besar Indonesia yang mendunia. Beliau
                                                adalah sulung dari tujuh bersaudara, yaitu
          merupakan seorang intelektual Islam
                                                Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah,
          yang  produktif.  Beliau  juga  mengambil   Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi al-Bantani. Dia
                                                Tsaqilah dan Sariyah. Ia merupakan
          peran  yang  besar  dalam  menentang   generasi  ke-12  dari  Sultan  Maulana
          kolonialisme Belanda.                 Hasanuddin, raja pertama Banten Putra
                                                  Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasabnya
                                                     melalui jalur Kesultanan Banten ini
                                                       sampai kepada Nabi Muhammad.
                                                            Ayahnya adalah KH Umar
                                                         bin Arabi, ulama dan penghulu
                                                         desa,   sedangkan   ibunya
                                                          bernama  Zubaedah,  seorang
                                                          ibu rumah tangga biasa.
                                                             Syaikh Nawawi menikah
                                                          dengan Nyai Nasimah, gadis
                                                          asal  Tanara, Serang dan
                                                          dikaruniai 3 orang anak:
                                                          Nafisah, Maryam, Rubi'ah.
                                                          Sang istri wafat mendahului
                                                         dia.
                                                           Pendidikan
                                                         Sejak berusia lima tahun,
                                                       Syekh Nawawi sudah mulai belajar
                                                       ilmu agama Islam langsung dari
                                                       ayahnya. Bersama saudara-saudara
                                                      kandungnya,   Syekh    Nawawi
                                                     mempelajari tentang pengetahuan
                                                    dasar  bahasa  Arab,  fiqih,  tauhid,  al-
                                                   Quran dan tafsir. Pada usia delapan
                                                   tahun bersama kedua adiknya, Tamim
                                                  dan Ahmad, Syekh Nawawi berguru
                                                 kepada K.H. Sahal, salah seorang ulama
                                                    terkenal di Banten saat itu. Kemudian
                                                      melanjutkan kegiatan  menimba
                                                       ilmu  kepada  Syekh  Baing  Yusuf
                                                              Purwakarta.    Setelah
                                                               enam  tahun menuntut
                                                               ilmu, ia pulang dan
                                                               menggantikan   posisi
                                                               ayahnya       sebagai
                                                               pemimpin  pesantren  di
                                                               Tanara.
                                                                 Di   usianya  yang
                                                               belum genap lima belas


         30    MAJALAH AL-BAYAN
               EDISI 21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35