Page 7 - Majalah Hitam Putih Indonesia November 2021
P. 7
Hitam Putih Gunungkidul
GUMBREGAN
oleh Nur Wahid Wahyudi
Jirak bindher bang sisike jingga
Aja kandheg aja mampir
Mandhegko kandhang lumbunge, kebo sapine, pitik iwene
Surak surak iyoooooon
Gumbregan merupakan tradisi Jawa yang mempunyai tujuan sebagai ungkapan rasa syukur
terhadap Tuhan yang telah memberikan karunia dan sebagai penghormatan kepada leluhur atas jasa
yang diberikan khususnya yang berhubungan dengan hewan ternak atau Raja Kaya.
Gumbregan adalah tradisi kebudayaan Jawa yang masih dilakukan secara turun-temurun dan
dilestarikan oleh masyarakat umumnya di daerah kabupaten Gunungkidul. Masyarakat
Gunungkidul yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani melaksanakan Gumbregan
sebagai upacara ucap syukur kepada Sang Maha Kuasa serta ucapan terima kasih kepada hewan
ternaknya yang telah membantu dan berperan serta dalam mencari rejeki. Masyarakat mengenal
Gumbregan dengan istilah lain yaitu sebagai lebaran hewan. Lebaran hewan yang dimaksud adalah
lebaran hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat setempat seperti sapi, kambing, ayam dan
hewan ternak lainnya. Tradisi Gumbregan ini sendiri bertujuan agar hewan peliharaan tersebut
dapat berkembang biak dengan baik, sehat, aman dari segala mara bahaya, serta mampu
memberikan manfaat bagi pemeliharanya.
Sebagai wujud syukur atas peliharaan ternak yang dimiliki, adat tradisi Gumbregan rutin digelar
pada wuku Gumbreg di sasi rejeb (suatu siklus waktu dalam tahun kalender Jawa hitungan
bulan/sasi dan minggu/ 7 hari). Hewan peliharaan yang di gumbregki doa adalah hewan ternak
seperti Sapi, Ayam, Kerbau, Kuda dan lainya yang telah memberi rejeki kepada petani khususnya di
daerah Gunungkidul.
7

