Page 21 - E-Module Sistem Reproduksi Pada Manusia
P. 21
B. Hormon Kelamin Laki-laki
Hormone kelamin pada laki-laki diproduksi oleh testis, hiposifisis dan hipotalamus.
1. Hormon testiskular
a. Testosteron, memiliki beberapa fungsi yaitu:
(1) Pada saat janin, berfungsi untuk diferensiasi saluran kelamin internal dan
genitalia luar, serta menstimulasi penurunan testis ke dalam skrotum.
(2) Saat seseorang mencapai usia pubertas, testosterone berfungsi sebagai
hormone pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan ciri-ciri seks
sekunder, seperti perkembangan organ genitalia; pendistribusian rambut
sebagai ciri khas laki-laki; pembesaran laring; penebalan pita suara;
meningkatkan ketebalan dna teksttur kulit; menigkatkan aktivitas kelenjar
keringat dan sebasea; serta meningkatkan massa otot, tulang, laju
metabolisme, jumlah sel darah merah, dan kapasitas peningkatan oksigen.
b. Androstenedione, berfungsi sebagai prekusor untuk hormone esterogen pada
laki-laki.
c. Dihidrotestosteron (DHT), berfungsi untuk pertumbuhan prenatal dan
diferensiasi genitalia laki-laki.
d. Inhibin dan protein pengikat androgen, dihasilkan oleh sel Sertoli dan memiliki
fungsi untuk merespon sekresi FSH.
2. Hormon hipofisis
a. FSH (follicle stimulating hormone), memiliki reseptor pada tubulus sminiferus
yang berperan dalam spermatogenesis
b. LH (luteinizing hormone) atau ICSH (Intertisial cell stimulating hormone),
memiliki reseptor pada sel intertisial yang memliki fungsi untuk merangsang sel
intertisial di dalam testis untuk berkembang dan menyekresikan testosterone.
3. Hormone hipotalamus, yaitu GnRH (Gonadotropin releasing hormone), memiliki
fungsi merangsang kelenjar hipofisis untuk mengeluarkan LH dan FSH serta
mengatur mekanisme umpan balik negative dalam sintesis dan sekresi testosterone.
Jika kadar testosterone menurun maka produksi GnRH menigkat. Perkembangan
pubertas dipicu oleh peningkatan sekresi GnRH.
14

