Page 3 - SKI 9 Semester Ganjil
P. 3
d
a
Kondisi Sosial Politik
Kondisi Sosial Budaya
z
Sebelum Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku hingga ke-12, Sriwijaya mengalami masa kejayaan,
bangsa yang masing-masing daerahnya baik dalam bidang politik, sosial, maupun ekonomi.
mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa Kejayaan yang dialami Sriwijaya sangat ditentukan
beragam. Berbagai perbedaan itulah yang oleh letak wilayahnya sebagai kerajaan maritim.
membentuk keanekaragaman suku bangsa di Dalam hal ini, Sriwijaya merupakan bagian dari jalur
perdagangan internasional.
Indonesia. Keanekaragaman atau pluralitas
tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak Sebagai pelabuhan, pusat perdagangan, dan pusat
ternilai harganya sehingga harus tetap kekuasaan, Sriwijaya banyak dikunjungi oleh
dipertahankan dan dilestarikan. pedagang dari Persia, Arab, dan Tiongkok. Namun,
memasuki abad ke-13, Sriwijaya menunjukkan tanda-
tanda kemunduran. Kekayaan alamnya sudah tidak
b lagi menghasilkan dan kalah dengan pulau Jawa.
Kondisi Agama atau Kepercayaan
Untuk menyiasati hal ini, Sriwijaya menerapkan bea
z
cukai yang mahal bagi kapal-kapal yang berlabuh.
Tindakan Sriwijaya tersebut ternyata tidak
Masyarakat yang tinggal di Indonesia sebelum
memberikan keuntungan bagi kerajaan. Sebaliknya,
Islam sudah mengenal agama atau kepercayaan. kapal-kapal asing mencoba menghindar untuk
Mereka sudah memeluk agama Hindu, Buddha, berlabuh.
dan sebagian menganut kepercayaan Kapitaya.
Agama Hindu lahir di India Sekitar tahun 1500 Kemunduran Sriwijaya diperparah dengan serangan
SM dengan kitab suci Weda. Adapun agama Kerajaan Singasari dari Jawa melalui ekspedisi
Pamalayu.Melalui Pekspedisi tersebut, supremasi
Buddha dengan kitab suci Tripitaka lahir di India
kurang lebih tahun 500 SM. Sementara itu, Kerajaan Singasari dapat ditancapkan di bekas
wilayah Sriwijaya di Sumatra.
Kapitaya adalah sebuah kepercayaan yang
memuja “sanghyang taya”, yakni bermakna Setelah Singasari berkuasa, kemudian muncullah
hampa atau kosong. Mereka mendefinisikan Majapahit sebagai kerajaan yang memiliki kekuatan
bahwa “sanghyang taya” adalah sanghyang widi dan pengaruh lebih besar. Kemunculan Majapahit ini
tan kena kinaya ngapa yen ana palah dudu semakin memperlemah kedudukan Sriwijaya.
(Tuhan itu tidak boleh diserupakan atau bahkan Majapahit pernah tampil sebagai supremasi
terlintas gambarannya di pikiran kita. Kalau kekuasaan di wilayah Indonesia setelah Sriwijaya
sampai diwujudkan maka itu berarti bukan runtuh. Kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi pada
Tuhan). Sedangkan para orientalis masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk beserta
mengklasifikasikan kepercayaan nenek moyang patihnya yang terkenal, yaitu Gajah Mada. Dengan
Indonesia dalam dua jenis, yaitu animisme dan Sumpah Palapa, Gajah Mada melakukan perluasan
dinamisme. wilayah secara luar biasa. Majapahit kemudian
mengalami kemunduran yang lebih banyak
disebabkan oleh adanya konflik internal. Pada tahun
c 1478, Majapahit mengalami keruntuhan.
Kondisi Perekonomian
Penduduk Indonesia sebelum Islam memiliki
berbagai mata pencaharian. Di antara mereka e
ada yang berdagang, bercocok tanam, beternak, Kondisi Suku Bangsa
serta berlayar atau menjadi nelayan. Penduduk
Indonesia mayoritas bercocok tanam, terutama
yang tinggal di pedalaman. Adapun yang tinggal Masyarakat Indonesia memiliki suku bangsa
di kawasan pesisir rata-rata menekuni profesi yang beragam. Keragaman tersebut terbentuk
sebagai nelayan dan pedagang. Indonesia oleh jumlah suku bangsa yang mendiami
terletak di daerah tropis sehingga mengalami berbagai daerah yang tersebar dari Sabang
hujan lebat dan sinar matahari hampir sampai Merauke.
sepanjang waktu yang merupakan elemen
penting untuk bercocok tanam.
Setiap suku bangsa mempunyai corak seni,
Komoditas pertanian dan perkebunan sebagian
besar dapat tumbuh di Indonesia yang notabene budaya, dan bahasa masing-masing. Berbagai
memiliki tanah subur melimpah. Indonesia perbedaan itulah yang membentuk
adalah penghasil utama dari berbagai produk keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.
Pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa
pertanian tropis. Komoditas pertanian dan
perkebunan penting di Indonesia meliputi yang tidak ternilai harganya sehingga harus
cengkih, kayu manis, kayu putih, rempah- tetap dipertahankan dan dilestarikan.
rempah, dan lain-lain.

