Page 4 - Edisi 111 Desember 2013 | Majalah Komunitas LAZIS Sabilillah Malang
P. 4

Sejarah Haji Dan Umrah







        CARA  yang terakhir ini                        (Bagian 9)                         dalam ibadah haji beliau. Hal ini
      sangat praktis dan mungkin                                                          disimpulkan dari fakta bahwa
      paling afdal.  Akan tetapi,           Dikutip dari Drs. H. Irfan Anshory            beliau membawa hadyu dan
      kenyataannya  banyak  jemaah   hanya dilakukan di luar musim   Ada juga sahabat yang penasaran   sesudah mengerjakan haji beliau
      haji sekarang yang  bersikut-  haji. Dengan mengubah niat   bertanya, “Tahallul  untuk apa   tidak lagi melakukan umrah secara
      sikutan untuk mengecup Hajar   menjadi umrah, sebagian besar   saja, Ya Rasulullah?” “Tahallul   terpisah sampai beliau kembali ke
      Aswad. Hanya karena penasaran,   jemaah haji yang tidak membawa   untuk semuanya!” jawab Nabi.  Madinah tanggal 14 Zulhijah.
      dia rela melakukan yang haram   hadyu dapat ber-tahallul (bebas   Kemudian Rasulullah saw.   Sebe narnya cara Haji Tamattu`
      (menyakiti  jemaah yang lain)   dari larangan ihram) dan baru   menegaskan, “Telah masuk   bu kanlah inovasi Rasulullah
      untuk mengejar yang sunah!  berihram lagi untuk haji tanggal   umrah ke dalam haji untuk   saw., melainkan memang
        Rasulullah saw. melakukan
      tawaf tujuh putaran. Ummu
      Salamah, salah satu istri beliau,
      bertawaf dengan ditandu sebab
      sedang sakit.  Setiap  melewati
      Rukun Yamani Rasulullah cuma
      mengusapnya dengan tangan.
      Antara Rukun Yamani dan Hajar
      Aswad beliau mengucapkan
      doa paling populer: Rabbana
      atina  fi  d-dunya  hasanah  wa
      fi  l-akhirati  hasanah  wa  qina
      `adzaba n-nar (Ya Tuhan kami,
      berilah kami kebahagiaan di
      dunia dan kebahagiaan di akhirat
      serta peliharalah kami dari azab
      neraka).  Setelah selesai  tujuh
      putaran, beliau salat dua rakaat
      di  belakang  Maqam  Ibrahim,
      kemudian pergi ke telaga
      Zamzam.  Beliau  minum  air
      Zamzam dan membasahi kepala
      beliau.
        Sesudah itu Rasulullah saw.
      menuju bukit Safa untuk memulai   8 Zulhijah. Karena mereka tidak   selama-lamanya.” Artinya, umrah   diperin tahkan oleh Allah sebagai
      sa`i. Beliau naik ke bukit, lalu   membawa  hadyu  dari  rumah,   dapat dikerjakan di musim haji,   keringanan bagi  umat-Nya,
      menghadap  Kakbah, bertakbir   tentu pada Hari Nahar (10   bahkan menjadi bagian yang   melalui wahyu yang turun ketika
      tiga kali dan berdoa. Kemudian   Zulhijah) atau Hari-Hari Tasyriq   tidak  terpisahkan  dari  ibadah   Rasulullah dan rombongan
      beliau turun ke lembah menuju   (11-13 Zulhijah) mereka  harus   haji! Mendengar penegasan   tertahan  di Hudaibiyah  empat
      Marwah dengan berlari-lari   membeli hewan untuk dijadikan   Rasulullah,  para sahabat yang   tahun sebelumnya (6 Hijriah),
      kecil antara Masil dan Bait   hadyu. Inilah yang kelak dikenal   sebagian besar tidak membawa   tetapi baru pada ibadah haji
      Aqil. (Kini Masil dan Bait Aqil   sebagai  Haji  Tamattu`,  artinya   hadyu bertahallul secara massal.   tahun 10 Hijriah Rasulullah
      ditandai  dengan lampu  hijau.   ‘bersenang-senang’ sebab masa   Hanya Rasulullah saw. dan   ber kesempatan  menerapkan
      Sebagai catatan, jarak dari Safa   berihram  hanya beberapa  hari   sebagian kecil sahabat yang terus   pelaksanaannya.  Ayat  perintah
      ke Masil 100 meter, dari Masil   saja.                  berihram (tidak bertahallul) sebab   tamattu` itu kini tercantum dalam
      ke Bait Aqil 80 meter, dan dari   Pada mulanya  para sahabat   mereka membawa hadyu.  Al-Baqarah  196:  tamatta`a  bil
      Bait Aqil ke Marwah 240 meter.)   ragu-ragu melaksanakan perintah   Sejak saat itu mulailah dikenal   `umrati ilal hajj (bersenang-
      Sesampai di Marwah Rasulullah   Nabi karena manasik seperti itu   tiga cara ibadah haji. Pertama,   senang dengan umrah ke
      saw. melakukan apa yang beliau   (umrah di musim haji) belum   Haji Tamattu` atau “bersenang-  haji) bagi mereka  yang bukan
      kerjakan  di Safa. Demikianlah   pernah ada, apalagi Nabi sendiri   senang” (umrah dulu, baru haji)   penduduk Makkah, li man lam
      bolak-balik sebanyak tujuh kali.  ternyata tidak ber-tahallul.   bagi mereka yang tidak membawa   yakun ahluhu hadhiril masjidil
        Setelah selesai sa`i,     Melihat keraguan para sahabat,   hadyu.  Kedua,  Haji  Ifrad  atau   haram (bagi mereka yang
      Rasulullah saw. di Marwah   Rasulullah saw. bersabda,   “mandiri” (haji dulu, baru umrah)   keluarganya tidak berada di
      menginstruksikan sesuatu yang   “Seandainya aku tidak membawa   bagi penduduk Makkah yang   sekitar Masjid al-Haram).
      mengejutkan para sahabat karena   hadyu, aku pun akan mengubah   membawa  hadyu. Ketiga,  Haji   Ketika Rasulullah dan
      belum pernah terjadi sebelumnya:   hajiku menjadi umrah.  Tetapi   Qiran atau “gabungan” (haji dan   rombongan berangkat dari
      beliau  memerintahkan  seluruh   aku telah menghadapi urusanku   umrah langsung digabungkan)   Dzulhulaifah, semuanya berniat
      sahabat yang tidak membawa   (membawa hadyu) dan tidak   bagi bukan penduduk Makkah   haji dan tidak seorang pun yang
      hadyu  (hewan  qurban)  agar   dapat mundur lagi sehingga aku   yang membawa hadyu. Cara   berniat umrah meskipun sebagian
      mengubah niat haji menjadi   tidak  akan bertahallul  sampai   terakhir inilah, yaitu Haji Qiran,   besar tidak membawa hadyu.
      umrah, padahal selama ini umrah   aku menyembelih hadyu-ku.”   yang dikerjakan Rasulullah saw.    (bersambung)


    4      Majalah Komunitas Sabilillah
           Edisi 111 / Desember 2013 / Thn: 06
   1   2   3   4   5   6   7   8   9