Page 7 - Edisi 181 | Majalah Komunitas LAZIS Sabilillah Malang
P. 7

Renungan



                         Mengungkap Bahwa Ridho Suami


          Diatas Ridho Allah Dan Orang Tua, Benarkah..?



        RIDHOLLAH fi ridhol walidain wa     Sebaliknya, perempuan yang selalu     mengakibatkan tertolaknya salat yang
       sukhtullah fi shukhtil walidain” (Ridho   mengharapkan ridha suami sama dengan   dilakukan oleh sang istri. Perhatikan hadis
       Allah terletak pada ridho kedua orangtua   mengharapkan ridha Allah. Tentu saja   berikut ini. “Ada tiga kelompok yang salatnya
       kemurkaan Allah terletak pada kamarahan   balasannya adalah syurga.        tidak terangkat walau hanya sejengkal di
       orang tau) namun jika sudah menikah maka   “Maukah kalian aku beritahu tentang   atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah).
       ridha suami diatas ridha orang tua,   istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka   Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi
       benarkah..?? berikut hadis sahih yang   menjawab ‘Tentu saja wahai Rasulullaah.’   kaum itu membencinya, istri yang tidur
       mendasarinya...                      Nabi berkata: “Wanita yang penyayang   sementara suaminya sedang marah
        Ridha Allah Setelah Ridha Orang Tua   lagi subur. Apabila ia marah atau diperlakukan   kepadanya, dan dua saudara yang saling
       itu tandanya kita harus hormati orang tua   buruk atau suaminya marah kepadanya, ia   mendiamkan (memutuskan hubungan).”
       kita namun jika wanita sudah menikah   berkata, ini tanganku di atas tanganmu,   (HR. Ibnu Majah).
       maka Ridha Orang Tua Setelah Ridha Suami   mataku tidak akan bisa terpejam hingga   Dengan demikian, penting sekali
       itu tandanya wajib kita dahulukan suami   engkau ridha.” (HR. Ath Thabrani dalam)  mendapatkan ridha suami sebelum seorang
       dan patuh padanya, berikut hadis sahih   Hadis di atas mengingatkan para istri   istri memejamkan matanya. Tidurnya seorang
       yang mendasarinya...                 agar selalu mengharap ridha suami sebelum   istri sebelum meminta ridha suami, tidak
        Dalam sebuah hadis sahih disebutkan   ia tidur. Seorang istri yang paham betul   akan jadi ibadah, meskipun ia sudah membaca
       bahwa “Ridha Allah berada setelah ridha   bahwa ridha suami akan mengantarkannya   doa sebelum tidur.
       orangtua.” Artinya, ridha orangtau itu di   ke syurga Allah, pastilah ia akan selalu   Pentingnya ridha suami juga dipertegas
       atas ridha Allah. Ini sebabnya seorang   berusaha menyejukkan hati suaminya.   dalam hadis-hadis lain. Dalam sebuah
       perempuan tidak boleh menikah sesuka   Terlebih lagi, lidah istri adalah sembilu   riwayat disebutkan bahwa ibadah sunnah
       hatinya tanpa persetujuan orangtuanya.   bagi hati suami.                  sekali pun tidak akan ada pahalanya
       Jika dipaksakan, akan banyak halangan   Untuk diketahui, malaikat pun akan   dikerjakan seorang istri jika tidak minta
       merintang.                           melaknat istri yang durhaka kepada suami.   ridha suami.
        Namun, setelah  seorang perempuan   Rasulullaah saw. bersabda              “Tidak halal bagi seorang istri untuk
       menikah, ridha suami justru berada di atas                                 berpuasa (sunnah), sedangkan suaminya
                                                                      ْ
                                                                          َّ
       ridha orangtua. Bahkan, Allah baru akan     ,  ٍ لُجَر  ْ نِم ام ِهِدَيب يِسفَن يِذلا َ و   ada, kecuali dengan seizinnya. Dan tidak
                                                             َ
                                                                 ِ
       ridha kepada seorang perempuan jika            ْ             َ             halal memberi izin (kepada orang lain untuk
                                                                 ِ
       suaminya sudah ridha. Di sini Allah hendak   ىَبأَتَف ِهِشاَرِف ىَلإ ُهَتأَرْما وُعْدَي   masuk) ke rumahnya kecuali dengan seizin
                                                                َّ
                                                                      َّ
       menunjukkan maqam suami di atas maqam         ِءامَّسلا يِف يِذلا  َناَك لاإ ِهْيَلَع   suaminya.” (HR. Bukhari no. 5195 dan
                                                      َ
                                                                        ِ
       istri, meski dalam tindakan sosial tiada   اَهْنَع ىَضْرَي ىَّتَح اَهْيَلَع اطِخاَس   Muslim no. 1026). Rasulullah pernah
                                                                        ً
       berbeda antara seorang lelaki dan perempuan.                               bersabda:
        Seorang perempuan yang tidak
                                                                                                      َ
                                                                                         َ
                                                                                                  َ
       mendapatkan ridha suami, niscaya tak   “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-   ٍدَح ِ ل َدُجْسَي  ْ نأ اًدَحأ اًرِمآ  ُ تْنُك ْوَل
       diterima ibadahnya. Dalam sebuah hadis   Nya, tidaklah seorang suami memanggil                َ َ         َ
                                                                                                         َ
                                                                                         ِ
                                                                                                                َ
       disebutkan bahwa seorang perempuan yang   istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri   اَهجْوَزِل َدُجْسَت  ْ نأ َةأْرملا  ُ تْرم َ ل
                  tidak mendapatkan ridha   menolak (enggan terhadapnya), maka
                        suami, ia tidak akan   penghuni langit murka kepadanya hingga   “Seandainya aku boleh menyuruh seseorang
                            mendapatkan     suaminya ridha kepadanya.” (HR. Bukhari   sujud kepada orang lain, maka aku akan
                              syurga Allah   no. 5194 dan Muslim no.1436).        menyuruh seorang wanita sujud kepada
                                 swt .                                            suaminya.” (Hadits shahih riwayat At-
                                              Maksud frasa “penghuni langit” adalah   Tirmidzi, di shahihkan oleh Al-Albani dalam
                                                  malaikat dan segala isi langit. Begitu   Irwaa’ul Ghalil (VII/54).
                                                        tingginya maqam seorang
                                                            suami bagi istri.      Hadis ini sangat tegas menyatakan maqam
                                                                Apabila suami     suami. Namun demikian, suami tetaplah
                                                                    murka, bisa   manusia. bukan malaikat. Tidak ada kepatutan
                                                                                  mengimami suami yang durhaka di jalan
                                                                                  Allah swt. Hadist diatas menjelaskan bahwa
                                                                                  wajibnya kita untuk patuh kepada suami
                                                                                  karena ridha suami diatas Allah dan orang
                                                                                  tua, maka jika ingin mendapatkan ridha
                                                                                   Allah maka kita wajib untuk patuh pada
                                                                                     suami.


                                                                                           Majalah Komunitas Sabilillah   7
                                                                       Edisi: 181/Terbit Bulan Agustus-September 2021/Tahun: 09
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12