Page 23 - MAJALAH TRAVEJES REVISI 3 (1)
P. 23
SUDUT BACA
Fiona menatap sekawanan lobster di akuarium Glegaaar ! Bunyi petir yang keras mengejutkan
dengan muka ditekuk. Bibirnya yang tipis maju Fiona. Cepat-cepat gadis itu melesat ke lantai
beberapa sentimeter. Senyum yang biasanya dua, tempat ruang jemur. Namun, baru saja ia
tersungging pun hilang, berganti kerut-kerut di menginjakkan kakinya ke anak tangga, tiba-
kening. Sesekali, hela napas panjang keluar dari tiba saja tubuhnya melayang. Dalam sekejap,
mulutnya. Ini semua gara-gara Corona, rutuk gadis itu sudah berada di atas. Ia kini berada di
Fiona dalam hati. Coba saja kalau nggak ada depan baju-baju kering yang hendak
virus itu, pasti ia sudah berada di sekolah saat diangkatnya.
ini. Bertemu teman-temannya, belajar atau
bermain bersama. Bukan diam di rumah begini, Fiona mengerjapkan matanya. Ia tidak percaya
mengerjakan tugas setiap hari. Belum lagi ika akan apa yang dialaminya. Gadis kecil bermata
mamanya meminta bantuan untuk melakukan ini bulat itu yakin bahwa ia belum menaiki tangga.
itu. Terasa capek luar dalam. Bahkan kakinya belum terasa capek. Lalu,
bagaimana ia bisa sampai atas begitu saja?
"Fiii, tolong angkatin jemuran, dong, Sayang. Kekuatan Jinny, kah?
Kayaknya mendung, tuh. Takut hujan keburu
turun. Mama masih nyuapin Galuh, nih." Mama Iseng-iseng, Fiona mencoba kemampuan
berseru dari dalam kamar. barunya. Ditatapnya deretan pakaian yang
melambai-lambai ditiup angin. Ia lalu
Tuh, kan, baru saja diomongin sudah disuruh mengangkat telunjuk kanannya dan berkata,
lagi! batin Fiona kesal. Mama juga lucu. Lagi "Hai, baju, cepat masuk ke dalam bak, dong!"
sibuk kayak gini, Mbak Sum malah disuruh Sling! Baju-baju itu bergerak sendiri menuju
pulang kampung. Jadi repot, kan? Sekolah juga, bak di dekat kaki Fiona. Bukan hanya itu,
sukanya kasih tugas banyak-banyak! Fiona bahkan semuanya terlipat rapi. Fiona terpana.
terus mengeluh dalam hati. Bibirnya membulat membentuk huruf O. Gadis
itu tidak percaya ia benar-benar memiliki
"Ah, andai aku punya kekuatan super seperti kekuatan penyihir.
Jinny," kata Fiona berandai-andai, mengingat film
Jinny, oh, Jinny yang sering ditontonnya setiap "Ini pasti karena petir tadi," ucap Fiona girang.
pagi. "Pasti semua pekerjaan dapat aku "Ayo, bak, sekarang kamu turun. Aku juga mau
selesaikan dengan sekali tunjuk dan anggukan turun." Lagi, Fiona menguji kekuatannya. Ia
kepala. Enak, gampang, nggak capek menganggukkan kepalanya seperti gaya si
lagi." Jinny,dan ... hopla! Fiona kembali berada di
depan akuarium sekarang. Gadis itu terkekeh
pelan. Hidungnya kembang kempis, menyadari
betapa mudahnya segala urusan mulai
saat ini.
19

