Page 9 - Orasi Ilmiah “Transformasi Mediatisasi Informasi Dan Implikasinya Di Era Digital”
P. 9
Hadirin yang saya hormati,
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan jantung bagi kehidupan masyarakat,
bahkan salah satu aksioma komunikasi yang dikemukakan oleh Paul
Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson mengatakan bahwa
“manusia tidak dapat tidak berkomunikasi” (we cannot not
communicate) dalam (Gamble & Gamble, 2016). Oleh karena itu,
komunikasi merupakan nafas kehidupan bagi manusia, khususnya
pada saat berinteraksi dengan orang lain. Tanpa komunikasi, manusia
tidak dapat menyampaikan ide, dan pemikirannya, baik secara verbal
maupun nonverbal. Komunikasi ibarat darah yang mengalir di dalam
tubuh manusia. Komunikasi menjadi proses utama dalam
penyampaian informasi.
Dalam era industri 4.0, terjadi disrupsi dalam kehidupan
masyarakat, mulai dari cara memperoleh informasi, berbagi
informasi, mendistribusikan informasi, menyimpan informasi dan
juga menyalahgunakan informasi. Bahkan saat ini, informasi dan data
menjadi komoditas yang mahal (Kliwantoro, 2019). Informasi yang
benar, penting dan bermanfaat menjadi hal yang sulit diperoleh.
Sebagai contoh, informasi yang benar tentang peristiwa penembakan
Brigadir J. Hutabarat termediasi oleh kepentingan banyak orang dan
juga oleh kepentingan media. Banyak informasi yang beredar
mengenai kasus ini, bahkan beberapa di antaranya belum dapat
sepenuhnya dipertanggung-jawabkan. Dapat dikatakan bahwa apa
yang dulu dilakukan dalam memperoleh informasi, baik dari
keluarga, teman dan media konvensional, kini cenderung didominasi
oleh media digital. Media digital bisa difungsikan sebagai agen
perubahan dalam komunitas masyarakat. Oleh karena itu, informasi
merupakan produk yang sangat mahal ketika informasi itu dipahami
sebagai sesuatu yang benar, penting dan bermanfaat (triple filter test)
Orasi Ilmiah “Transformasi Mediatisasi Informasi Dan Implikasinya Di Era Digital” 3

