Page 14 - Orasi Ilmiah “Transformasi Mediatisasi Informasi Dan Implikasinya Di Era Digital”
P. 14
jika melihat aparatur pemerintah yang tidak mematuhi aturan yang
dibuat (Siahaan & Komsiah, 2020). Hal ini dapat terjadi akibat
meningkatnya kebutuhan masyarakat mengenai informasi tentang
pandemi Covid-19 yang tidak disertai dengan kesiapan aktor-aktor
politik untuk beradaptasi dengan kecepatan persebaran informasi
yang tentunya memiliki dampak-dampak tertentu.
Kondisi yang seperti ini sangat membingungkan masyarakat
untuk mengetahui mana informasi yang benar dan mana informasi
yang tidak benar. Dengan banyaknya penyampai informasi yang
berseliweran di linimasa, maka yang terjadi kemudian adalah chaotic
information. Kondisi ini dapat terjadi bukan hanya karena proses
mediasi, yakni proses transmisi pesan, baik lisan maupun tulisan
lewat media, tetapi sudah menjadi proses mediatisasi, di mana
komunikasi yang dimediasi berubah menjadi mediatisasi ketika
mediasi yang sedang berlangsung membentuk perubahan jangka
panjang dalam lingkungan sosial, budaya, atau politik (Hjarvard, The
Mediatization of Culture and Society, 2013).
Berdasarkan uraian tersebut, mediatisasi dapat dipahami
sebagai perubahan. Hal ini karena proses jangka panjang dari
perubahan sosiokultural bersifat mendalam atau bertahan lama,
mereka mungkin lebih dicirikan sebagai transformasi daripada hanya
sebagai "perubahan". Perbedaannya kemudian tampak cukup jelas,
mediasi di sini dipahami sebagai komunikasi termediasi reguler yang
dapat dibentuk dalam proses remediasi, karena setiap tindakan
mediasi tergantung pada tindakan mediasi lainnya. Media terus
mengomentari, mereproduksi, dan menggantikan satu sama lain
(Couldry & Hepp, 2016), sedangkan mediatisasi adalah tahap
selanjutnya dari proses mediasi, di mana hal ini dapat mengubah
tatanan kebiasaan sosial. Ciri khas inilah yang melekat dalam semua
komunikasi yang dimediasi.
8 Orasi Ilmiah “Transformasi Mediatisasi Informasi Dan Implikasinya Di Era Digital”

