Page 4 - P17110214108_Sofia Fadilla Putri_1C_anyflip
P. 4

Lydia Verdiana, dkk., Kebiasaan Sarapan Berhubungan dengan....   15


               PENDAHULUAN                                       pusing atau sampai pingsan (Kleinman, 2013). Hal-
                                                                 hal tersebut sangat tidak mendukung proses belajar
                   Sarapan merupakan kegiatan rutin di pagi hari
               yang harus dilakukan guna memenuhi kebutuhan      karena konsentrasi belajar terganggu (Koop, 2012).
               energi  di  dalam  tubuh  agar  dapat  melakukan   Pada aktivitas belajar, konsentrasi berperan penting
               aktivitas  secara  optimal.  Hal  tersebut  sangat   demi  tercapainya  suasana  belajar  yang  kondusif
               penting  terutama  bagi  anak-anak  usia  sekolah   karena mencerminkan kemampuan kognitif anak.
               dasar karena dapat mendukung pertumbuhan dan      Konsentrasi belajar yang tinggi pada anak dapat
               perkembangan serta berbagai aktivitas di sekolah   mendukung  peningkatan  prestasi  dalam  belajar
               (Wiarto,  2013).  Pada  anak  usia  sekolah  dasar,   (Setiawan & Haridito, 2015).
               energi yang adekuat diperlukan untuk menunjang        Saat  ini  banyak  dijumpai  rendahnya  minat
               aktivitas belajar di sekolah. Energi diperoleh dari   anak untuk sarapan di rumah. Banyak faktor yang
               makanan/minuman yang dikonsumsi oleh masing-      menyebabkan  hal  tersebut,  diantaranya  besar
               masing  anak.  Anak  yang  seringkali  melewatkan   uang  jajan  yang  diberikan  oleh  orang  tua  dan
               sarapan  sangat  tidak  dianjurkan.  Melewatkan   tidak  adanya  kesempatan  orang  tua  untuk
               sarapan  membuat  anak  tidak  berenergi  karena   menyiapkan sarapan. Tujuan utama penelitian ini
               perut kosong sehingga anak menjadi susah untuk    yaitu  menganalisis  hubungan  sarapan  dengan
               memfokuskan  pikiran  di  sekolah.  Hal  tersebut   konsentrasi belajar siswa.
               sangat  tidak  mendukung  dalam  peningkatan
               prestasi belajar (Sukiniarti, 2015).              METODE
                   Kegiatan  sarapan  sangat  penting  mengingat     Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik
               di  pagi  hari  otak  memerlukan  asupan  zat  gizi   dengan menggunakan rancangan cross sectional.
               akibat  puasa  semalaman  karena  tidur.  Sarapan   Penelitian  dilaksanakan  di  SDN  Sukoharjo  I
               dapat mengembalikan pasokan kadar gula dalam      Kota Malang pada bulan Oktober sampai dengan
               darah (Evans, 2009). Berbagai unsur zat gizi yang   November  2016.  Besar  sampel  adalah  43  siswa
               terkandung  dalam  sarapan  berkontribusi  penting   berusia  9–12  tahun  yang  dipilih  secara  acak  di
               dalam  kecukupan  kebutuhan  gizi  terutama  pada   antara siswa kelas V SDN Sukoharjo I Kota Malang
               anak usia sekolah dibandingkan dengan makanan     dengan teknik simple random sampling. Kebiasaan
               jajanan  (Faizah,  2014).  Hardinsyah  &  Aries   sarapan  diperoleh  melalui  kuesioner  penelitian
               (2012) mengemukakan bahwa 15-20% kebutuhan        dan form recall 2 x 24 jam dengan hari yang tidak
               energi total per hari telah terpenuhi hanya dengan   berurutan  kemudian  dikategorikan  menjadi  4
               melakukan sarapan. Kegiatan sarapan tidak hanya   kategori, yaitu responden yang melakukan sekedar
               dilakukan tetapi juga perlu diperhatikan kuantitas   sarapan  adalah  yang  memiliki  angka  kecukupan
               dan  kualitas  zat  gizi  yang  terkandung  dalam   gizi (AKG) sarapan kurang 15% dari energi total
               sarapan.  Evans  (2009)  mengungkapkan  bahwa     per hari. Responden yang melakukan sarapan sehat
               sarapan yang disajikan seringkali didominasi pada   memiliki AKG sarapan 15%–20% dari energi total
               satu  jenis  makanan  dengan  sumber  karbohidrat   per  hari  dan  yang  melakukan  sarapan  berlebih
               terbanyak.  Padahal,  kesesuaian  antara  jumlah   memiliki AKG sarapan lebih 20% dari energi total
               karbohidrat,  protein  dan  lemak  dalam  tubuh   per hari (Hardinsyah & Aries, 2012).
               sangat penting terutama bagi pertumbuhan anak.        Tingkat kecukupan zat gizi sehari diperoleh
               Kecukupan gizi anak tidak akan terpenuhi apabila   melalui form recall 2 × 24 jam dengan hari yang
               didominasi satu jenis makanan yang dikonsumsi     tidak berurutan, kemudian dikategorikan menjadi
               dalam kurun waktu terus-menerus (Kemenkes RI,     2 kategori, yaitu adekuat jika AKG harian ≥ 77%
               2014).                                            dan tidak adekuat jika AKG harian < 77% (Barasi,
                   Anak-anak  yang  rutin  melakukan  sarapan    2009).
               mempunyai  energi  yang  cukup  untuk  menerima       Tingkat  konsentrasi  belajar  dinilai
               pelajaran  di  sekolah  daripada  anak  yang      menggunakan  angket  tes  Clerical  Speed  And
               melewatkan  sarapan.  Anak  yang  melewatkan      Accuracy kemudian diklasifikasikan menjadi
               sarapan seringkali menunjukkan sikap lemas,
   1   2   3   4   5   6   7   8   9