Page 6 - P17110214108_Sofia Fadilla Putri_1C_anyflip
P. 6
Lydia Verdiana, dkk., Kebiasaan Sarapan Berhubungan dengan.... 17
tidak sepenuhnya dari beras putih tetapi dapat juga Tinggi rendahnya seseorang mengonsumsi
didapat dari kentang dan umbi-umbian (Shinta, sayur-sayuran maupun buah-buahan
2010). dilatarbelakangi oleh kemampuan ekonomi
keluarga, ketersediaan pangan, dan berbagai
Kebiasaan Sarapan pengetahuan seputar manfaat sayur-sayuran dan
Kebiasaan sarapan responden SDN Sukoharjo buah-buahan (Sriwahyuni, et al., 2013). Sayur-
I Kota Malang dibagi menjadi beberapa kategori, sayuran dan buah-buahan memiliki komponen
yaitu tidak sarapan, sekedar sarapan, sarapan sehat kimia yang terdiri dari karbohidrat, protein,
dan sarapan berlebih. vitamin, mineral, sedikit lipid serta air (Pardede,
Hasil penelitian terhadap responden 2013).
menunjukkan bahwa 32,6% tidak sarapan, 37,2% Hardinsyah & Aries (2012) menegaskan
hanya sekedar sarapan dan 2,3% melakukan bahwa individu yang seringkali tidak sarapan
sarapan berlebih (Tabel 2). Responden yang cenderung menunjukkan fisik yang lemas, kurang
melakukan sarapan sehat hanya sebesar 27,9%. fit, terkadang terlihat mengantuk bahkan dapat
Sebagian besar responden masih kekurangan juga mengalami pusing. Sarapan penting dilakukan
gizi sarapan. Padahal dalam sehari, sarapan yang setiap hari untuk mengembalikan kadar gula dalam
dikonsumsi anak-anak setidaknya menyuplai darah (Marmi, 2014).
kebutuhan gizi sebesar 15%–20% dari kebutuhan Kadar glukosa yang terus-menerus mengalami
gizi harian per individu (Hardinsyah & Aries, penurunan karena tidak diimbangi sarapan akan
2012). Mayoritas responden yang melakukan berdampak negatif bagi tubuh, yakni menimbulkan
sekedar sarapan terbiasa mengonsumsi teh atau gangguan fungsi otak karena otak tidak
susu saja, kemudian seringnya mengonsumsi mendapatkan zat gizi setelah bangun pagi (Al-
makanan instan tanpa diimbangi berbagai jenis Oboudi, 2010). Seseorang yang sering melewatkan
sayuran. Beberapa alasan yang menyebabkan sarapan akan berisiko jajan 1,5 kali lebih besar
responden hanya melakukan sekedar sarapan dibandingkan dengan seseorang yang telah terbiasa
yakni kesukaan terhadap makanan tertentu, orang sarapan (Mariza & Kusumastuti, 2012).
tua yang bekerja serta ketidaksukaan responden Sarapan yang terlalu berlebihan juga tidak
terhadap sayuran. Para orang tua yang tidak punya baik bagi kesehatan tubuh individu. Selain
cukup waktu untuk membuatkan sarapan karena sarapan di rumah, responden seringkali membeli
tetap harus berangkat kerja lebih awal sehingga berbagai jajanan yang dijual di pinggir jalan.
menjadi salah satu alasan seorang anak melewatkan Jajan yang dikonsumsi terlalu sering dan sudah
sarapan (Khomsan, 2010). menjadi kebiasaan memiliki dampak yang buruk,
antara lain penurunan nafsu makan, kurang gizi
dikarenakan kandungan gizi pada jajan yang belum
Tabel 3. Distribusi Tingkat Kecukupan Zat Gizi tentu terjamin serta dapat menyebabkan obesitas
Responden (Irianto, 2009).
Tingkat Kecukupan Total
Zat Gizi n % Tingkat Konsentrasi Belajar
Karbohidrat Menurut Slameto (2010), konsentrasi
Adekuat 5 11,6 belajar ialah pemusatan siswa terhadap suatu
Inadekuat 38 88,4
Protein bahan ajar dengan tidak menghiraukan hal yang
Adekuat 14 32,6 tidak berhubungan dengan bahan ajar tersebut.
Inadekuat 29 67,4 Sebagian besar siswa memiliki tingkat konsentrasi
Lemak belajar yang baik, namun, masih terdapat pula
Adekuat 6 14,0
Inadekuat 37 86,0 beberapa responden yang memiliki konsentrasi
Energi kurang (Tabel 3). Terdapat berbagai faktor yang
Adekuat 7 16,3 dapat mempengaruhi konsentrasi salah satunya
Inadekuat 36 83,7 usia. Kemampuan konsentrasi akan berkembang

