Page 102 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 102

•     Memilih pacar. Gue diomongin orang gakya kalo pacaran sama
                             doi? Cinta sih, tapi dia lusuh gitu, gue jadi keliatan sobat miskin


                       •     Memilih kuliah. Gue mau kuliah sesuai minat gue, tapi kalo gue

                             masuk jurusan itu, gue dikatain bego sama temen-temen gue....
                       •     Memilih pekerjaan. Gue sebenarnya merasa gak cocok kerja di
                             perusahaan sekarang, tapi perusahaan ini keren banget di mata

                             orang-orang, jadi gue bertahan demi gengsi...
                       •     Dan banyak pilihan-pilihan hidup lain yang membuat kita
                             memprioritaskan pendapat orang lain dari pendapat diri kita
                             sendiri.




                       Jika kita mengira pengaruh pendapat orang lain hanya berdampak

                       pada "keputusan-keputusan besar saja”, ini keliru. Bahkan, pada hal-
                       hal sepele yang kelihatannya tidak terkena pengaruh pendapat orang
                       lain pun kita tidak terbebas dari fenomena ini.

                       Kehadiran media sosial membuat efek pendapat orang lain justru
                       semakin dahsyat, karena apa pun yang kita post di media sosial bisa
                       dinilai, disetujui, atau dicela oleh ratusan, bahkan ribuan orang di
                       internet. Coba jujur, berapa kali kita mem-posf sesuatu di media

                       sosial dengan harapan mendapatkan banyak likes, views, dan
                       menambah jumlah follower? [Udah, ngaku aja di dalam hati
                       .......................Saya pun sering begitu kok :D)

                       Epictetus menyebutkan bahwa hal-hal yang berada di luar kendali
                       kita itu "bagaikan budak...dan milik orang lain”. Interpretasi saya
                       adalah bahwa pendapat-pendapat orang lain tersebut bisa

                       "memperbudak” kita. Saat kita terus-menerus ingin menyenangkan
                       orang lain, ingin memenuhi ekspektasi orang lain, mendapatkan
                       approval orang lain, meraih sebanyak- banyaknya likes dan views,
                       tanpa sadar kita sudah diperbudak oleh pendapat orang lain. Dari
                       pilihan baju, sepatu, sekolah, pilihan karier, pilihan politik, pilihan
                       calon suami/istri—jika semuanya dilakukan tidak dengan kebebasan,

                       melainkan untuk menuruti pendapat orang lain, apa bedanya kita
                       dengan budak?
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107