Page 104 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 104

merasa terus-menerus bahagia dengan cara ini?” Ingatlah bahwa
                 menggantungkan kebahagiaan kepada halyang di luar kendali

                 sesungguhnya sangat rapuh dan sangat berisiko berujung pada
                 kekecewaan. Jika pendapat orang lain di luar kendali kita, artinya,
                 pertama, tidak akan ada habisnya untuk diikuti, dan kedua, bisa berubah
                 semau si pemilik pendapat.

                 Contohnya begini. Bayangkan jika kita terus-menerus berusaha mengikuti
                 pendapat pacar. Pacar senang kamu berambut pendek, padahal kamu
                 berambut panjang, kemudian kamu turuti dengan memotong rambut. Pacar

                 senang film Star Wars, padahal menurut kamu semua film Star Wars
                 bodoh sekali, tapi kamu tetap nonton. Pacar mau berhubungan seks,
                 padahal kamu sebenarnya ingin menjaga keperawanan sampai menikah,
                 tapi kamu ikuti kemauannya. Kemudian kamu hamil, lalu pacar kamu
                 kabur. Akhirnya kamu tinggal sendirian, dengan rambut pendek, koleksi

                 film Star Wars, dan perut melendung. Semua karena kamu terus-menerus
                 diperbudak pendapat orang lain. Contoh ini ekstrem, tetapi relevan di
                 banyak aspek hidup lain.

                 Tentunya ini bukan berarti Stoisisme mengajarkan kita untuk menutup
                 telinga sama sekali terhadap pendapat orang lain, karena kita harus bisa
                 menerima kritik dan masukan yang membangun.

                 "Jika seseorang bisa membuktikan kekeliruan saya dan menunjukkan

                 kesalahan saya dalam berpikir dan bertindak, saya dengan senang hati
                 akan berubah. Saya mencari kebenaran yang tidak pernah melukai siapa
                 pun. Yang celaka adalah terus-menerus bertahan dalam menipu diri sendiri
                 dan ketidakpedulian,” Marcus Aurelius. {Meditations)

                 Jadi, umpan balik, nasihat, dan opini yang membangun dan memperbaiki
                 diri kita sendiri tetap harus kita hormati dan dengarkan. Yang
                 dipertanyakan oleh Stoisisme adalah ketika kita mengira bisa bahagia dan

                 damai dengan terus-menerus menyenangkan orang lain.

                 Preferred/Unpreferred Indifferents

                 Dengan dikotomi kendali, maka dalam Filosofi Teras sesuatu hal hanya
                 bisa menjadi benar-benar “baik” atau “buruk” jika hal tersebut berada di

                 bawah kendali kita. Sebab, bagaimana kita bisa dinilai atas sesuatu yang
                 tidak di bawah kendali kita? Sebaliknya, baik atau buruknya seseorang
                 terletak pada hal-hal yang ada di bawah kendalinya, yaitu pemikiran, opini,
                 interpretasi, tindakan, dan perkataan. Karena hal-hal tersebut sepenuhnya
                 ada di bawah kendali seseorang (dengan asumsi dia memiliki jiwa yang
                 sehat, tidak sedang terganggu/sakit), maka baik tidaknya seseorang bisa
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109