Page 11 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 11

ini.

                       Dari kejauhan, di atas sebuah bukit kecil, duduk tenang di kudanya,
                       dikelilingi pasukan Pretoria (penjaga Kaisar), Marcus Aurelius

                       memperhatikan semuanya. Dialah yang memutuskan mengirim utusan untuk
                       mencoba negosiasi dengan kaum

                Barbar. Sampai saat terakhir ia mengharapkan perdamaian dengan mereka.
                Namun, perang tak terelakkan, la hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai
                Kaisar: memerintahkan Maximus melakukan apa yang terbaik untuk Roma.


                Pada saat fajar merekah, dengan lega ia menyaksikan keberhasilan jenderalnya,
                Maximus, mengalahkan kaum barbar di Germania. Namun, bukannya senang, ia
                malah bertanya kepada Maximus tentang perlu tidaknya peperangan tadi
                dilakukan: “Saat orang merasa bahwa akhir hidupnya sudah dekat, ia mulai
                bertanya-tanya apakah hidupnya memiliki tujuan... Apakah aku akan dikenang
                sebagai filsuf, prajurit, atau tiran?'"


                Film berjudul Gladiatoryang disutradari Ridley Scott, tahun 2000, pada 15 menit
                pertamanya menggambarkan Kaisar Romawi bernama Marcus Aurelius (yang
                diperankan oleh Richard Harris). Kaisar pemimpin pertempuran di Germania ini
                adalah seorang filsuf, la dikenal sebagai salah satu tokoh pengusung filsafat Stoa
                (yang dalam buku ini diterjemahkan sebagai Filosofi Teras]. Bukannya berhura-
                hura menikmati kemenangan, Marcus Aurelius malah melakukan permenungan
                diri: apakah tindakanku tepat, apakah peperangan dengan korban demikian

                banyak memang perlu dilakukan? Di film ini digambarkan bahwa pada malam hari,
                Kaisar yang bijak ini tekun mencatatkan permenungan-permenungan pribadinya di
                tenda peperangan.

                Seorang filsuf menjadi kaisar dan memimpin peperangan? Bukankah filsafat ilmu
                yang menjemukan, susah, rumit, dan cenderung tanpa faedah? Masak sih
                seorang filsuf sampai difilmkan oleh Hollywood? Tontonlah film Gladiator. Untuk
                saya sendiri, film itu tak terlupakan.


                Marcus Aurelius adalah filsuf, dan ia menulis buku yang sampai sekarang ini—
                1.800 tahun setelah kematiannya—masih dibaca dan direnungkan banyak orang.
                Judul bukunya, paling tidak demikian yang selama ini dipercaya orang, adalah Eis
                Heauton, For Himself, kadang diterjemahkan sebagai Meditations.

                Marcus Aurelius hidup di abad kedua Masehi. Mengikuti filsafat Stoa, ia sibuk

                beraktivitas sebagai pemimpin politik dan peperangan. Bagaimana mungkin
                filsafat yang biasanya





















                                                             xvii                       HENRY MANAMPIRING
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16