Page 14 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 14

Kata Pengantar




                         Bahagia ala Stoa




                         Oleh: A. Setyo Wibowo







                         Filsuf di Medan Perang


                         Di sebuah perbatasan utara kekaisaran Romawi bernama Germania, pagi
                         masih sangat gelap. Utusan tentara Romawi yang dikirim bernegosiasi
                         dengan kaum  Barbar  pulang tanpa kepala. Kudanya kembali membawa
                         utusan malang yang tinggal jasadnya. Jenderal Maximus (diperankan oleh
                         Russell Crowe)  tidak melihat jalan lain kecuali menyiapkan ribuan legiun

                         Romawinya untuk pertempuran tak terelakkan dengan kaum Barbar.

                         Anak panah dan busurnya disiapkan, ketapel raksasa diisi bola api. Para
                         prajurit   infanteri   merapatkan   tameng,   mengenggam   erat   tombak   dan
                         menghunus pedang pendek dari sarungnya. Usai memberi instruksi pada
                         pasukan   infanteri,  Maximus  naik   kuda,   bergerak   memutar   memimpin
                         pasukan kavaleri untuk menyergap kaum  Barbar  dari belakang. Begitu

                         aba-aba “serang” dikumandangkan, ribuan anak panah, ratusan bola api
                         menyembur   kaum   Barbaryang   memekik   maju   menyerang   pasukan
                         Romawi. Dua bala tentara bertempur dalam gelapnya pagi buta, saling
                         memotong,   mengayunkan   pedang,   kapak,   dan   apa   pun   yang   bisa
                         membuat  lawannya  terjungkal  mati.  Maximus  dengan  ratusan  pasukan

                         kudanya   menembus   gelapnya   hutan,   menyerang   kaum  Barbar  dari
                         belakang. Taktik Supit Urang (jepitan udang) membuat kaum Barbar kacau
                         dan habis dibantai legiun Romawi di perbatasan utara Imperium Romawi,
                         di daerah Austria sekarang ini.

                         Dari kejauhan, di atas sebuah bukit kecil, duduk tenang di kudanya,
                         dikelilingi pasukan Pretoria (penjaga Kaisar), Marcus Aurelius

                         memperhatikan semuanya. Dialah yang memutuskan mengirim utusan
                         untuk mencoba negosiasi dengan kaum

                Barbar. Sampai saat terakhir ia mengharapkan perdamaian dengan mereka.
                Namun, perang tak terelakkan, la hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai
                Kaisar: memerintahkan Maximus melakukan apa yang terbaik untuk Roma.

                Pada saat fajar merekah, dengan lega ia menyaksikan keberhasilan jenderalnya,

                Maximus, mengalahkan kaum barbar di Germania. Namun, bukannya senang, ia
                malah bertanya kepada Maximus tentang perlu tidaknya peperangan tadi
                dilakukan: “Saat orang merasa bahwa akhir hidupnya sudah dekat, ia mulai
                bertanya-tanya apakah hidupnya memiliki tujuan... Apakah aku akan dikenang
                sebagai filsuf, prajurit, atau tiran?'"

                Film berjudul Gladiatoryang disutradari Ridley Scott, tahun 2000, pada 15 menit

                                                             xvii                       HENRY MANAMPIRING
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19