Page 16 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 16

dianggap membuat orang lari dari dunia justru dipraktikkan di tengah kancah
                politik dan peperangan? Marcus Aurelius justru membutuhkan filsafat untuk
                melindungi kedamaian jiwanya.


                         Lewat latihan konkret dan menuliskan setiap hari refleksi atas
                         pengalamannya, Marcus Aurelius membangun jiwanya seperti benteng
                         yang kokoh. Mengikuti Epiktetos (seorang budak Romawi), ia selalu
                         berlatih memilah "apa yang tergantung padaku dan apa yang tak
                         tergantung padaku” supaya terhindarkan dari penyakit jiwa (yaitu emosi-
                         emosi negatif). Selain itu, Marcus Aurelius mempraktikkan kategori sulit

                         dalam filsafat Stoa, yaitu, kathekonta (kewajiban-kewajiban sosial yang
                         sebenarnya "tidak wajib” tapi toh “selayaknya" dilakukan).



                         Filsafat Stoa Relevan?


                         Apa buktinya bahwa filsafat Stoa relevan? Apakah generasi milenial yang
                         hidup dengan gadget dan media sosial masih perlu membaca filsafat?
                         Untuk kita di zaman now, ajaran yang asal-usulnya sudah ribuan tahun
                         bukankah sudah zadul?

                         Pertama-tama, kita jangan berasumsi buruk dulu pada filsafat. Bisa jadi
                         kita memang belum pernah membaca filsafat? Bisa jadi kita salah belajar

                         filsafat, atau salah mendapatkan guru filsafat, sehingga bukannya senang
                         pada filsafat, kita malah jadi benci dan alergi pada filsafat. Filsafat Stoa
                         berbeda, ia adalah sebuah way of life, jalan hidup. Bukankah kita sudah
                         punya agama? Lha, apa salahnya beragama sambil mempelajari filsafat
                         supaya agama kita makin mantap?

                         Bagi para ahli filsafat Yunani dan Hellenistik, ajaran Platonisme,

                         Aristotelisme, Sinisme, Epikurisme, dan filsafat Stoa sering disebut
                         sebagai aliran-aliran yang mengajarkan jalan hidup. Mereka memang
                         aliran filsafat, tetapi bukan dalam arti cara berpikir ruwet dan menjelimet
                         serta tidak relevan dengan hidup sehari-hari. Way of life ini yang
                         membantu Kaisar Marcus Aurelius menjalankan tugas-tugasnya sebagai

                         penguasa dengan baik, la dikenang sebagai “Kaisar Baik” terakhir di
                         Imperium Romawi, la sangat memperhatikan warganya, hidupnya jauh dari
                         hedonisme, dan dikenal sebagai penguasa yang adil dan penuh belas
                         kasihan.

                Kedua, karena jalan hidup, maka orang dari zaman kapan pun bisa membaca
                untuk berkaca, dan siapa tahu, terinspirasi darinya. Ada kisah menarik tentang

                James Stockdale, pilot pesawat tempur Angkatan Laut Amerika Serikat. Sebelum
                perang Vietnam, ia masuk ke kampus lagi di Stanford University untuk belajar.
                Dosen filsafatnya menganjurkan agar ia mempelajari Epiktetos (salah satu filsuf
                Stoa yang suka menggambarkan filsuf mirip seorang tentara).

                James Stockdale sangat terkesan dengan pemikiran Epiktetos. Hal-hal pokok
                yang ia ingat-ingat terus dari filsafat Stoa adalah: a) pembedaan antara apa yang

                up to us (tergantung pada kita) dan not up to us (tidak tergantung pada kita); b)
                soal baik atau buruk itu tergantung dari cara jiwa kita menafsirkannya; c) segala

                                                             xvii                       HENRY MANAMPIRING
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21