Page 278 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 278

dengan nalar dan rasional. Prinsipnya sama dengan yang dibahas di
                     dalam bab-bab sebelumnya mengenai menghadapi tantangan, kesialan

                     sehari- hari, atau orang-orang menjengkelkan, yaitu mengendalikan
                     sepenuhnya interpretasi, persepsi, value judgment kita atas kehilangan
                     kita.

                     Bagi Filosofi Teras, meninggalnya seorang anak adalah sebuah fakta
                     yang netral, bukan hal yang "baik” dan bukan hal yang "buruk".

                     Kemudian, manusialah yang menginterpretasikan dan memberikan
                     maknanya sendiri, misalnya:

                     •    Anak saya meninggal karena hukuman Tuhan atas dosa- dosa
                          saya.

                     •    Anak saya meninggal karena kesalahan saya dan saya adalah ibu
                          yang buruk.
                     •    Anak saya dipanggil pulang, ini sudah rencana-Nya, dan saya

                          bersyukur ia pernah hadir dalam hidup saya.

                     Bagaimana kita memaknai kehilangan anak kita, itu sepenuhnya
                     dikembalikan kepada kita. Kita bisa memaknainya dengan negatif dan
                     menyiksa diri kita terus-menerus, atau dengan positif, sehingga
                     membawa keikhlasan dan ketenangan. Di dalam Stoisisme, pemaknaan
                     dan interpretasi sepenuhnya ada di tangan kita.


                     Demikian usaha saya menerapkan Filosofi Teras di dalam parenting.
                     Besar harapan saya bahwa hal-hal di atas bisa membantu kamu yang
                     juga orang tua dalam menjalankan peranmu dengan lebih positif dan
                     tenang. Saya sangat berharap bab ini bisa dibaca dan diperkuat lagi
                     oleh mereka yang memang pakar pendidikan dan perkembangan anak.



                     Intisari Bab 9:

                     •    Prinsip “hidup selaras dengan Alam" berarti juga hidup
                          menggunakan nalar dan rasio kita. Orang tua bisa membantu anak

                          membangun kebiasaan ini.
                     •    Anak bisa diajarkan "dikotomi kendali" dalam menghadapi peristiwa

                          hidup, dengan teladan dari orang tua.
                     •    "Fixed" vs. "Growth" mindset. "Fixed" mindset menganggap
                          kecerdasan dan bakat adalah sesuatu yang statis, nasib. "Growth"
                          mindset percaya kita semua bisa berkembang menjadi lebih baik

                          lagi.
                     •    "Dikotomi kendali" bagi orang tua. Apakah orang tua bisa menerima
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283