Page 282 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 282

Kalau tidak enaknya?

                     Gue ada kelas bayi, dulu hanya buka di weekend, akhirnya karena

                     banyaknya peminat dibuka di weekdays (hari kerja) juga. Ternyata,
                     karakteristik orang tua kelas weekend dan kelas weekdays berbeda.
                     Kalau kelas weekend umumnya adalah orang tua bekerja, jadi mereka
                     mengambil kesempatan akhir pekan untuk bermain dengan anak. Kalau
                     kelas hari kerja, biasanya orang tua yang tidak perlu bekerja, atau stay-

                     at home mom. Jadi di kelas weekdays, ada satu anak dari awal
                     pertemuan sampai akhir tidak mau berinteraksi sama sekali. Bukannya
                     tidak bisa ya, tapi tidak mau, jadi avoiding (menghindari interaksi). Jadi
                     kalo gue samperin dia merem gitu. Gue tidak mendengar suaranya
                     sama sekali, baik ke guru, ke teman sekelas, maupun ke orang tuanya.

                     Terus, gue meminta orang tuanya ke klinik tumbuh kembang untuk

                     dievaluasi, kalau perlu diterapi. Lalu minggu depannya orang tuanya
                     datang lagi dan berkata tidak mau melanjutkan terapinya. Alasannya,
                     "Saya tidak sreg anak saya satu ruang terapi dengan anak down
                     syndrome”. Padahal ruang terapi terbatas, dan toh terapinya berbeda.
                     Ini contoh ketidakpahaman bahwa pilihan lo sebagai orang tua bisa
                     memengaruhi anak.



                     Sesudah mengamati banyak macam orang tua, apa yang rata- rata
                     paling dikhawatirkan orang tua?

                     Yang paling banyak dikeluhkan adalah anak yang sulit berkonsentrasi.
                     Surprisingly banyak, pada anak-anak usia di bawah tiga tahun. Berarti
                     tuntutan orang tua bahwa anak harus bisa konsentrasi agar bisa sukses
                     secara akademis sedemikian besarnya, bahkan sejak usia sedini itu.

                     Padahal anak seusia itu bisa berkonsentrasi dua kali usianya saja
                     sudah bagus, contoh: anak usia dua tahun artinya bisa fokus 2x2 menit
                     = 4 menit tanpa distraksi saja sudah bagus.


                     Jadi keluhan orang tua tadi tidak realistis?

                     Kalau anak kecil terlalu pasif, duduk saja terokupasi pada satu benda

                     kelamaan bukannya harusnya kita malah khawatir ya? Jadi saya
                     tanyakan ke orang tuanya, “Memang menurut ibu kenapa
                     konsentrasinya? Apa yang dilihat dari si anak di rumah? Jika diberi
                     instruksi dia bisa menangkap atau tidak?” Saya coba memberi instruksi
                     ‘dance and freeze' ke si anak—“Kamu goyang mengikuti musik, kalo

                     tante matiin musiknya kamu diem ya." Ini untuk menilai kemampuan dia
                     untuk kontrol diri, untuk mengikuti instruksi. Kalau bisa ya artinya tidak
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287