Page 28 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 28

obat-obatan saja tidak cukup. Ada hal lain yang diperlukan untuk bisa
                         memelihara kesehatan mental kita dalam jangka panjang.

                         Dalam artikel tersebut juga dikatakan bahwa fokus pada aspek biologi saja
                         membuat kita memandang depresi atau kecemasan sebagai sebuah

                         "malfungsi’’ dari otak atau gen. Namun, para ilmuwan yang meneliti faktor
                         sosial dan psikologi di balik depresi cenderung memiliki pendapat yang
                         berbeda. Bagaimana jika depresi bukanlah sebuah "kerusakan"
                         (malfunction), tetapi justru "fungsi" alarm yang memberitahukan ada
                         kebutuhan yang tidak terpenuhi? Ibaratnya, alarm kebakaran di gedung

                         yang tiba-tiba berbunyi (harusnya) bukanlah sebuah kerusakan, tetapi
                         menjadi alat yang memberi tahu para penghuni gedung bahwa kebakaran
                         benar-benar terjadi di gedung tersebut. Depresi juga harus dilihat sebagai
                         upaya tubuh memberi tahu ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam hidup
                         kita.

                         Tanpa disangka-sangka, jalan hidup membawa saya ke sebuah alternatif
                         solusi yang membantu saya memperoleh ketenangan yang lebih baik

                         pasca-terapi obat. Di tengah masa pengobatan, saya menemukan Filosofi
                         Teras (atau Stoisisme, nanti akan saya jelaskan mengapa saya
                         terjemahkan menjadi Filosofi Teras), sebuah filosofi purba dengan usia
                         2.300 tahun (lebih tua dari agama Nasrani dan Islam).

                Suatu hari, saat kondisi saya belum pulih dan masih dalam pengobatan, sambil
                menunggu istri yang sedang belanja di supermarket, saya iseng melangkah masuk

                ke sebuah toko buku. Di tumpukan buku-buku terbaru, saya temui buku How To
                Be A Stoic karya Massimo Pigliucci. Sebelum membaca buku tersebut, saya
                hanya mengetahui Stoisisme sebagai salah satu cabang filsafat kuno. Itu saja.
                Selain itu, dalam bahasa Inggris, definisi stoic (dengan 's’ kecil) adalah seseorang
                yang tidak tampak memiliki emosi, f/af/datar banget, atau tidak mudah bereaksi
                secara emosi, baik dalam situasi susah maupun senang. Gambarannya seperti ras
                Vulcan yang ada di Star Trek mungkin ya, seperti Mr. Spock yang mukanya

                lempeng terus, baik di saat susah ataupun senang (mungkin kamu punya teman
                yang seperti demikian juga!).

                Sesudah membaca buku Pigliucci, mata saya bagaikan terbuka dan saya seperti
                menemukan sebuah “terapi tanpa obat" yang bisa dipraktikkan seumur hidup.
                Filosofi Teras ini sangat membantu saya merasa lebih tenang, damai, dan tidak
                mudah stres dan marah-marah. Efek dari mempelajari Stoisisme ini begitu
                positifnya, bahkan terapi obat oleh Sang Psikiater bisa dihentikan jauh lebih awal

                dari umumnya, karena perbaikan sikap dan mental saya yang signifikan.

                Saya percaya banyak orang di luar sana yang hidup dengan kekhawatiran.
                Mungkin tidak sampai depresi klinis, tetapi tetap saja kecemasan dan
                kekhawatiran sehari-hari cukup merugikan. Stoisisme bisa menjadi alternatif untuk
                membantu hidup yang lebih baik. Dalam bahasa Yunani, para filsuf Stoa menyebut
                tujuan dari filosofi Stoisisme sebagai "eudaimonia" atau "hidup yang berkembang

                [flourishing)".

                Sayangnya, belum banyak buku mengenai filosofi ini di dalam Bahasa Indonesia—
                atau bahkan buku filsafat secara umum— mungkin karena kata “filsafat" punya

            FILOSOFI TERAS                               XXI
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33