Page 300 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 300

represif.

                    Pendeta Martin Niemoller menuliskan sebuah puisi yang mengkritik

                    kebungkaman orang-orang ketika melihat ketidakadilan menerpa
                    sesamanya—hanya karena korban adalah bagian kelompok yang
                    “berbeda”. Dalam puisi ini, Niemoller bagaikan menceritakan apa
                    yang terjadi di Jerman era Nazi, di mana penguasa mulai menciduk
                    para musuh politik dan kelompok-kelompok yang tidak disukai partai

                    Nazi, dan menyindir diamnya kaum intelektual Jerman:

                           Pertama-tama, mereka mendatangi kaum Sosialis, dan saya
                           diam saja—karena saya bukan Sosialis,

                           Kemudian mereka mendatangi para kaum Serikat Dagang, dan
                           saya diam saja—karena saya bukan anggota Serikat Dagang,
                           Kemudian mereka mendatangi kaum Yahudi, dan saya diam
                           saja—karena saya bukan orang Yahudi,

                           Kemudian mereka mendatangi saya—dan tidak ada lagi orang
                           tersisa untuk angkat bicara demi saya.


                    Puisi Niemoller di atas sangat sejalan dengan prinsip kosmopolitan
                    yang diusung Filosofi Teras. Kita semua memiliki kewajiban moral
                    untuk membela mereka yang terzolimi, bahkan mereka dari suku,
                    agama, ras, dan golongan yang berbeda, apa pun itu. Karena ketika
                    kita dan kelompok kita sendiri yang terancam, kita pun ingin dibantu
                    orang lain tanpa didiskriminasi.


                    Berapa banyak di antara kita yang tidak tergerak jika membaca,
                    mendengar, atau mengetahui adanya penderitaan dari saudara
                    sebangsa yang berbeda suku, agama, ras, bahkan pilihan politik?
                    Berapa banyak di antara kita yang tidak merasakan simpati sedikit
                    pun saat membaca penderitaan dan musibah di negara lain yang

                    tidak menganut agama dan keyakinan yang sama, atau berwarna
                    kulit yang sama? Puisi Niemoller bisa kita "adaptasi" dengan situasi di
                    Indonesia:

                           Pertama mereka mendatangi orang Kristen/Buddha/Hindu/
                           Islam/lagama lain), tapi saya diam saja, karena saya bukan
                           Kristen/Buddha/Hindu/lslam/lagama lain)....


                           Kemudian mereka mendatangi orang keturunan China/Jawa/
                           Madura/lsuku lain), tetapi saya diam saja, karena saya bukan
                           keturunan China/Jawa/Madura/lsuku lain)....
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305