Page 298 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 298

control" menjadi "incontrol" ketika dihadapi bersama.

                    Besarnya dan banyaknya masalah dunia ini membuat konsep "warga

                    dunia” yang berusia 2.000 tahun lalu ini terasa menjadi semakin
                    penting, la bukan lagi sebuah konsep romantis perdamaian dunia, la
                    telah menjadi sebuah konsep genting untuk keberlangsungan spesies
                    kita sendiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah planet ini spesies
                    kita sedang berhadapan dengan risiko kepunahan besar yang
                    disebabkan oleh diri kita sendiri.

                    Jika jutaan tahun lalu dinosaurus punah diduga karena tumbukan

                    meteor ke bumi, maka manusia bisa jadi akan hancur karena ulah
                    kita sendiri. Ketidakpedulian pada alam, teknologi yang tidak
                    diimbangi kebajikan, insting primordial yang dibiarkan merajalela,
                    kecurigaan yang dipelihara bahkan dipanas-panasi, dan lain-lainnya.

                    Sepanjang kita tidak mampu untuk secara sadar mengesampingkan
                    label-label pemisah di antara kita, rasanya para "warga dunia” ini

                    tidak akan bisa menggabungkan pikiran dan tenaga untuk mencegah
                    diri kita dari kepunahan. Kita akan terus sibuk mempertengkarkan
                    perbedaan di antara kita, sampai akhirnya bersama-sama kita
                    dihapuskan oleh cuaca ekstrem, atau senjata nuklir.

                    Kita bisa mengawali perjuangan kita sebagai "warga dunia” secara
                    bertahap. Adakah masalah di kota kita yang bisa diselesaikan secara
                    bersama? Adakah bagian dari warga sekitaryang menderita yang

                    bisa dibantu, apapun agama dan latar belakangnya? Lebih luas lagi,
                    adakah isu-isu bangsa yang menuntut “warga dunia” yang tidak
                    diskriminatif untuk memecahkannya? Dari isu ekonomi, politik,
                    gender, bencana penyakit, kekurangan gizi, sampai persekusi
                    kelompok minoritas—bahkan di Indonesia saja banyak masalah yang

                    bisa diselesaikan oleh kita semua bersama-sama sebagai saudara
                    sebangsa.

                    Selain itu, bagaimana kita masing-masing bisa menahan arus ajaran
                    kebencian dan diskriminasi, dari lingkungan kita sendiri? Dari hal
                    yang paling sederhana, seperti di media sosial. Banyak dari kita yang
                    terganggu dengan konten media sosial yang bersifat menghasut dan
                    membenci mereka yang diam. Sebagian besar dari kita memilih

                    "diam”—tidak mau mencari masalah dengan orang lain. Sebagian
                    hanya sekadar memilih unfollow, mute, atau yang paling ekstrem pun
                    adalah unfriend.
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303