Page 10 - AL BAYAN EDISI 21
P. 10
SUARA ALUMNI
RAMADHAN KAREEM
(PENGALAMAN “BERBAGI” DENGAN BEGAL RAMADHAN)
Oleh : Sandra Hikmatulloh, B.Ed (Guru Imad Ikhwan / Alumni Jami’ah Internasional Africa Sudan)
T
Tradisi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ialah adat kebiasaan turun-
temurun yang masih dijalankan dalam
masyarakat. Tradisi dan adat- istiadat
ini tidak pernah bisa terlepas dari suatu
lingkup masyarakat. Baik pada lingkungan
perkotaan maupun pedesaan, budaya
masyarakat yang sudah terjaga apik akan
tetap dilaksanakan tanpa peduli zaman
sudah berganti ke era digital.
Ketika Ramadan, banyak sekali tradisi
yang masih dikerjakan baik sebagai cara
untuk menghormati dan mengenang
nenek moyang ataupun memang tradisi
tersebut bernilai kebaikan yang dapat
diterima oleh setiap sisi masyarakat
sampai saat ini. Apabila kita mendapati
tradisi padusan dan nyadran atau nyekar
di Indonesia kala memasuki bulan penuh
berkah ini, maka kita juga akan mendapati
beberapa tradisi yang melekat erat dan
sangat terasa di Sudan. Tradisi-tradisi
Ramadan di Sudan berhasil membuat
kita semakin melebur ke dalam euforia
masyarakat setempat selain karena cuaca
ekstrem yang merujuk kisaran angka 41
hingga 46 derajat celcius.
Tradisi yang sudah sangat familiar
terdengar ialah Begal Ramadan. Tradisi ini hanya mereka sebut dengan
Sebenarnya, penduduk negara ini sendiri ifthar jama'i dan bagi mereka perkara
tidak memberikan nama khusus terhadap ini bukan hanya suatu tradisi yang
tradisi yang dilakukan dengan cara diturunkan dari beberapa puluh tahun
menghentikan setiap orang yang masih yang lalu, namun juga kegiatan ifthar
berada di jalan ketika azan maghrib telah jama'i merupakan cara 'orang-orang baik'
berkumandang dan mempersilakan untuk meraup pahala dan keberkahan sebanyak-
mengikuti buka bersama mereka di atas banyaknya di bulan nan fitrah. Meskipun
hamparan tikar yangberjejer di pinggiran ifthar jama'i ini berlaku untuk seluruh
jalan ini. orang yang melintasi jalanan ketika waktu
berbuka baik laki-laki dan perempuan,
orang lokal maupun non-lokal, pejabat
maupun rakyat biasa, akan tetapi warga
Negeri Sungai Dua Nil ini tetap saja
menjunjung tinggi izzah dan muru'ah
kaum hawa dengan menyediakan tempat
berbuka di dalam rumah bersama para ibu
dan istri sedangkan lelaki di depan rumah
atau di pinggiran jalan.
Kalimat 'Ramadhan Kareem' menjadi
tradisi selanjutnya yang dapat kita temui
10 MAJALAH AL-BAYAN
EDISI 21

