Page 22 - AL BAYAN EDISI 21
P. 22
SISI NEGATIF KONTEN PSIKOLOGI
Oleh: M. Habibulloh A. (XII IMAD Ikhwan)
Tak bisa dipungkiri bahwa di
dalam hidup kita hari ini mulai banyak
bersinggungan dengan dunia maya.
Pasalnya, semua hal banyak tersedia
disana. Mulai dari lifestyle, olahraga,
teknologi, pendidikan, bahkan berita
dan artikel seputar psikologi pun ada.
Tapi apak
Tah itu semua memiliki dampak
positif secara mutlak? Terlepas dari siapa
yang ‘mengonsumsi’, artikel dan berita
tersebut tentunya tidak berdampak positif
secara mutlak. Contohnya adalah artikel,
berita, ataupun postingan Instagram yang
membahas seputar psikologi.
Terlebih di Instagram, kita sering
mendapati postingan yang bermuatan
konten psikologi yang mulai banyak
membahas seputar permasalahan
psikologi pada remaja zaman sekarang.
Lalu, apakah hal tersebut adalah sesuatu
hal yang buruk? Tidak juga. Sisi positif-
nya adalah di saat ini–dengan banyaknya
artikel seputar psikologi–orang-orang
tidak melulu harus ikut perkuliahan resmi
di kampus untuk dapat informasi tentang
psikologi dan kesehatan mental.
Dengan banyaknya konten bermuatan
psikologi yang tersedia kita menjadi tahu
permasalahan psikologi yang kita ataupun
orang lain alami. Bahkan di beberapa konten
psikologi disediakan pula cara mencegah
sampai mengatasi permasalahan tersebut.
Di beberapa kasus kita dapat memahami
dan memaklumi sikap seseorang yang
‘berbeda’ dengan kebanyakan orang. Ini
mungkin saja bisa meminimalisir kejahatan
diskriminasi terhadap orang-orang yang
‘berbeda’ tersebut.
Diatas tadi adalah dampak positif dari
konten bermuatan psikologi. Apakah cukup
sampai disitu? Seperti yang disebutkan di
awal, konten ini juga memiliki sisi negatif.
Informasi yang mudah didapat ini justru
menjadikan sebagian orang–meskipun
tidak semuanya–mudah men-judge orang parents”. Mungkin niat awalnya memang
lain, mendiagnosis diri sendiri, bahkan baik; memberi tahu para orang tua seputar
memiliki dalih atau pembenaran atas perilaku apa saja yang masuk kategori “to”.
kekeliruan yang dilakukan. Dengan mengetahui hal tersebut para
Salah satu contohnya, beberapa tahun orang tua diharapkan bisa memperbaiki
terakhir ada istilah populer yaitu “toxic perilaku mereka dalam mengasuh anak.
22 MAJALAH AL-BAYAN
EDISI 21

