Page 2 - Majalah Hitam Putih Indonesia Vol 2
P. 2
"Ada kalanya waktu merambat dengan begitu pelan terlebih saat kita mencoba meresapi makna dari masa
lalu. Bukan untuk mengenang masa lalu, tapi untuk meresapi makna dari masa lalu…
Hitam Putih Indonesia tidak tumbuh dengan sendirinya, ada banyak emosi dan asa yang mengiringi
pertumbuhan grup ini. Sebelum grup Hitam Putih Indonesia launching di awal Maret 2020, saya
mengajak Andy Ibrahim berdiskusi mengenai rencana untuk membentuk grup fotografi khusus
hitam putih. Dan Andy Ibrahim juga saya dapuk menjadi admin pendiri grup Hitam Putih Indonesia.
Andy Ibrahim adalah sosok yang memiliki karakter yang unik. Dia adalah sosok yang ceria, moody
dan terkadang lumayan childish. Pada momen tertentu dia bisa merengek-rengek kepada saya hanya
untuk hal yang cukup remeh. Tapi bagiku itu cukup wajar mengingat dia hidup sebatangkara jauh
dari sanak saudara yang bisa memberinya sedikit perhatian. Ada banyak hal yang sering dia
ceritakan kepada saya. Dia menganggap saya sebagai abangnya sendiri. Ya, kami sudah saling
mengenal jauh sebelum Hitam Putih Indonesia dibentuk. Bersamanya, saya merumuskan dan
menyepakati prinsip-prinsip dasar serta tujuan dari grup Hitam Putih Indonesia.
Beberapa hari setelah grup Hitam Putih Indonesia launching di Facebook, saya mengundang Erwin
Erlangga untuk menjadi bagian dari tim admin. Berlainan dengan Andy Ibrahim, Erwin Erlangga
adalah sosok yang menyenangkan, humoris dan penuh semangat. Saya ingat betapa
bersemangatnya dia ketika saya memintanya untuk membuat dan mencari logo wayang yang hingga
saat ini masih menjadi ikon grup Hitam Putih Indonesia. Bagi saya, logo wayang dan gunungan
tersebut adalah gambaran sempurna dari semangat yang menyala dalam diri seorang Erwin
Erlangga. Dia juga punya bakat dalam fotografi. Sementara saya sendiri orangnya tegas, teliti dan
telaten. Boleh dikatakan kami bertiga adalah tim yang solid dan saling mengisi. Bertiga, kami
bermimpi untuk fotografi Indonesia supaya bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Sebetulnya kami
bertiga punya pandangan yang sama dalam hal fotografi Indonesia. Banyak grup-grup fotografi
Indonesia yang lebih mirip ajang per-bully-an bagi pemula sekaligus menjadi ajang pamer foto bagi
mereka yang lebih senior. Tidak ada sisi edukasi pada kebanyakan grup-grup fotografi lokal. Imbas
dari itu semua, kami merasakan bahwa fotografer Indonesia kurang dihargai di level internasional.
Yang senior jalan sendiri, sementara yang masih junior berjalan tanpa arah dan tanpa edukasi yang
memadai.
Seiring dengan berjalannya waktu, Hitam Putih Indonesia tumbuh dengan pesat. Ada rasa bangga
menjadi bagian dari tim admin grup ini. Rasa bangga ini juga dirasakan oleh Andy Ibrahim dan Erwin
Erlangga. Tapi dalam setiap rasa bangga juga selalu hadir rasa angkuh dan arogan diantara kami
bertiga. Perbedaan pendapat dan perbedaan pola berfikir membuat Andy Ibrahim dan Erwin
Erlangga memutuskan untuk keluar dari tim admin. Bahkan mereka juga memutuskan untuk keluar
dari grup Hitam Putih Indonesia. Saya sangat kecewa dan terpukul, saya yakin mereka juga
merasakan hal yang sama pada saat itu. Egois.. adalah sifat yang selalu ada pada setiap manusia, dan
jika tidak kita kendalikan maka apa yang kita harapkan malah akan musnah.
2

