Page 27 - PPKn X bab 2. ketentuan UUD 1945
P. 27

dan  kepercayaannya.  Setiap  manusia  tidak  boleh  dipaksa  oleh  siapapun,  baik  itu

                         pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri. Kemerdekaan
                         beragama  dan  berkepercayaan  muncul  dikarenakan  prinsip  tidak  ada  tuntunan

                         dalam agama apapun yang mengandung paksaan atau menyuruh penganutnya untuk
                         memaksakan  agamanya  kepada  orang  lan,  terutama  terhadap  orang  yang  telah

                         menganut salah satu agama.
                               Setiap orang memiliki kemerdekaan beragama, tetapi apakah boleh kita untuk

                         tidak beragama? Tentu saja tidak boleh, kemerdekaan beragama itu tidak dimaknai

                         sebagai kebebasan utnuk tidak  beragama atau  bebas untuk tidak  beriman kepada
                         Tuhan  Yang  Maha  Esa.  Kemerdekaan  beragama  bukan  pula  dimaknai  sebagai

                         kebebasan untuk menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang
                         telah  dianut  seseorang.  Selain  itu  kemerdekaan  beragama  juga  tidak  diartikan

                         sebagai kebebasan untuk beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan dan ajaran
                         agama  masing-masing.  Setiap  manusia  tidak  diperbolehkan  menistakan  agama

                         dengan  melakukan  peribadatan  yang  menyimpang  dari  ajaran  agama  yang

                         dianutnya.
                               Hak dan kebebasan beragama serta berkeyakinan merupakan salah satu Hak

                         Asasi Manusia yang bersifat mutlak sebagai wujud dari Hak Asasi Manusia yang

                         paling  inti.  Karena  itu  sering  dikatakan  bahwa,  hak  dan  kebebasan  beragama
                         merupakan hak asasi yang bersifat non-derogable rights yaitu Hak Asasi Manusia

                         (HAM) yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
                          1. Landasan Hukum Kebebasan Beragama

                               Dalam  hal  kebebasan  beragama,  setiap  orang  dapat  memilih  dan  memeluk
                          agama sesuai dengan hati nurani serta menjalankan ajaran agamanya, tanpa ada

                          paksaan, ancaman, dan atau gangguan dari pihak lain, baik dalam merealisasikan

                          hubungan  dengan  Tuhan  (vertikal)  maupun  hubungan  dengan  sesama  manusia
                          dan  alam  sekitarnya  (horizontal).  Landasan  hukum  kebebasan  beragama  di

                          Indonesia adalah sebagai berikut.
                              a.  Pancasila, sila: Ketuhanan Yang Maha Esa

                              b.  Pembukaan UUD 1945 alinea III
                              c.  Pokok Pikiran IV Pembukaan UUD 1945

                              d.  Pasal 29 UUD 1945 ayat (1) dan (2)

                              e.  Pasal 28E UUD 1945 ayat (1) dan (2)



                        Modul PPKN KELAS X /Smt-1/Kur.2013/Hal. 24
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32