Page 11 - Nusa Magz #21
P. 11
# 11
maka patutkah seseorang itu hanya abad pertama Hijriah langsung ke
membangga-banggakan nasab pesisir Sumatera dari negeri Arab
sepanjang hayatnya? yang antara lain dibawa oleh golongan
“Nasab termasuk salah satu dari Alawiyyin. Mereka adalah keturunan
tujuh sebab kesombongan. Sombong Sayyidina Hasan dan Husein bin
(merasa lebih baik) adalah penyakit Ali, baik yang berasal dari Makkah-
iblis. Yakni menolak kebenaran Madinah maupun yang kemudian
dan merendahkan orang lain. menetap di Yaman dan sekitarnya.
Sesungguhnya yang paling mulia KH Ahmad Inshomuddin, lebih jauh
menurut Allah, hanyalah yang menjelaskan, umat Islam janganlah
paling takwa kepada-Nya,” Demikian berlebihan dalam mencintai habaib.
pandangan Kiai Ahmad Ishomuddin, Menurutnya, meski keturunan
Rais Syuriah PBNU. Rasulullah Muhammad Shallallahu
Meskipun habaib itu bernasab alaihi wasallam (SAW), tapi tetaplah
hingga Rasulullah SAW, menurut Kiai habaib adalah manusia biasa.
Ishomuddin, mereka juga manusia Sebaliknya, kita jangan pernah
yang memiliki berbagai kelebihan melontarkan sekerat pujian kepada
dan tentu saja kekurangan. Berbeda habaib yang jahil. Yang sering kali
dari para Nabi dan Rasul, termasuk tertipu oleh perasaannya sendiri,
Rasulullah SAW. Yang dijamin oleh yang tidak punya bashirah dalam
Allah terjaga dari perbuatan dosa, beragama. Tidak punya pengetahuan
maka para habib itu tidak terjaga dan keyakinan kuat, karena pujian itu
(ma’shum) dari melakukan kesalahan, pasti merusak hatinya dan itu hanya
maksiat atau dosa. menambah keangkuhannya.
“Sebagai manusia, para keturunan Sudah berapa banyak pujian
(dzurriyyat) Nabi itu ada yang dan rasa kagum tetap dilontarkan
berakhlak sangat mulia atau ada pula kalangan awam Muslim kepada
yang tidak,” tutur Kiai yang dekat orang yang digelari habib padahal
dengan Rais Am PBNU periode 1999- ia bergelimang dalam dosa
2015, KH Muhammad Ahmad Sahal dan menyimpang terlalu jauh
Mahfudh (almaghfurlah). dari rel ajaran mulia kakeknya,
Menurut Kiai Ishomuddin, sangat Rasulullah SAW. yang diutus untuk
banyak dari mereka yang mendalami menyempurnakan akhlak yang
ilmu agama, baik yang lahir maupun mulia? Lalu, orang-orang awam
yang batin. Sehingga banyak yang itu seenaknya menjawab bahwa
menjadi ulama besar, sangat terkenal tidak mengapa habaib melakukan
luas ilmunya dan sangat berjasa bagi dosa dan kesalahan, karena kelak
dunia Islam. Menjadi kekasih-kekasih Rasulullah SAW. pasti memberikan
(awliya’) Allah dan menghabiskan syafa’at (pertolongan) kepada mereka,
sepanjang usianya untuk berkhidmat barangkali tidak mengapa mereka itu
kepada umat dan agama. berbuat dosa.
Mereka yang berakhlak mulia dan Ucapan demikian ini sangatlah
sangat mendalam ilmu agamanya keji, pengucapnya mencelakai diri
inilah yang patut untuk didengar sendiri dan sangat merusak hati para
petuahnya dan diteladani perilaku habib yang kurang berilmu (jahil).
baiknya. Profesi mereka juga sangat Bagaimana tidak? Sedangkan dalam
beragam, di antara mereka ada juga al-Quran ada ayat yang menunjukkan
yang tidak menggeluti urusan agama. bahwa ahl al-bait (keluarga Nabi)
Seperti menjadi pebisnis, pedagang, itu dilipat gandakan pahalanya
politisi, tentara, polisi, petani atau atas kebajikan yang dikerjakan,
profesi lainnya yang bermanfaat bagi sebagaimana juga dilipat gandakan
manusia. dosanya atas keburukan (maksiat)
yang dilakukannya.
Ceramah Agama Berisi Provokasi Siapa saja yang mengatakan atau
menduga bahwa meninggalkan
Tentu saja di antara yang bernasab ketaatan-ketaatan atau melakukan
mulia itu ada yang tidak boleh kita aneka kemaksiatan itu tidak
teladani perilakunya. Seperti karena membahayakan seorang pun karena
kurang berilmu, akhlaknya buruk, gila kemuliaan nasabnya atau karena
hormat, senang dipuji, bersikap kasar, kesalehan para orang tuanya, maka
jauh dari sifat tawadlu’ (rendah hati). sungguh ia telah berdusta atas nama
Dan ada juga yang ceramah agamanya Allah dan menyimpang dari ijma’
hanya berisi provokasi dan caci maki al-muslimin (konsensus ulama dari
sana sini. kaum muslim).
Habaib pada masa lalu berjasa Namun demikian, tetap harus
besar membawa ajaran Islam masuk diperhatikan bahwa Rasulullah SAW.
ke Indonesia. Seminar tentang memang memiliki perhatian lebih
“Masuknya Islam ke Indonesia” kepada ahl al-baitnya (dzurriyyah/
di Medan pada 17-20 Maret 1963 habaib). Banyak wasiat atau perintah
memberi kesimpulan menarik. beliau yang memotivasi kita sebagai
Disebutkan, Islam telah masuk untuk umatnya agar mencintai mereka.
pertama kalinya ke Indonesia pada (A.Hanan Jalil)
NUSA MAGZ ISSUE 21 | 16 - 22 NOVEMBER 2020

