Page 10 - Edisi 171 Tahun 2019 | Majalah Komunitas LAZIS Sabilillah Malang
P. 10

Renungan



















       Esensi







             Mondok Itu Ngaji
                                                                                                  O l e h :
         (Bagian 1)                                                                         Dr. Abdul Adzim Irsad


               agaji itu salah satu   Di dalam sebuah makolah yang   yang mengenali dirinya, maka     (mengarahkan  kakinya
               istilah klasik dalam   sangat populer, bahwasannya   dia akan mengenal Allah SWT”.   menghadap  rumah gurunya).
        Ndunia pesantren An-      menuntut ilmu di  mulai sejak   Hanya dengan ngaji (tholabul   Imam Abu Hanifah senantiasa
       Nahdiyin. Ketika  membincangkan   lahir hingga liang lahad (kubur).  ilmu), seseorang bisa  mengenali   menunggu depan pitu gurunya,
       istilan ngaji, berarti merujuk pada    Karena ngaji itu perintah dari   diri sendiri.  sampai  gurunya keluar dan
       semua aktivitas membaca dan   Rasulullah SAW, maka wajib bagi    Salah satu kewajiban orangtua   menemaninya. Juga, setiap saat
       mendalami  Alquran, serta   setiap muslim ngaji (tholabul  ilmu)   kepada anak-anaknya, mengajari   dan waktu siap melayani gurunya.
       mendalami kitab-kitab klasik,   dimana saja berada dan kapan saja.   m em b ac a   A lq ura n,    Itulah  santri sejati.
       seperti ilmu hadis, fikih, tasawuf.   Ngaji itu tidak dibatasi tempat dan   memahaminya, dan juga    Ketika usai sholat, Imam Abu
       Semua merujuk  pada Alquran   waktu.  Sebenarnya, ngaji itu   mengamalkannya. Karena Alquran   Hanifah senantiasa mendoakan
       dan hadis Rasulullah SAW. Hanya   merupakan kewajiban bagi setiap   itu kelak akan memberikan safaat     gurunya, dan juga kedua  orangtua.
       saja, tidak langsung merujuak   orangtua. Kelak, orangtua akan     kepada orang yang menjaganya.   Imam Abu Hanifah, berguru kepada
       pada Alquran, melain belajar   dimintai pertanggung jawaban di   Orangtua juga akan mendapatkan   Syekh Hammad Sulaiman selama
       kepada guru ngaji yang benar-  hadapan Allah SWT, apakah sudah   mahkota di surga karena  telah   18 tahu.  Durasi yang cukup lama.
       benar mumpuni di bidangnya.  di didik apa belum.       mengajarkan membaca Alquran   Imam Abu Hanifah pernah berkata
        Ada juga yang berpendapat    Ngaji itu itu bisa dikampus,   kepada anak-anaknya.  “sejak guru saya (Syekh Hamad)
       bahwa ngaji berasal dari bahasa   itulah yang kemudian disebut    Namun, ketika tidak mampu   wafat, setelah usai melaksanakan
       jawa, yaitu dari suku kata nga  dan   “formal educatian”. Model seperti     mengajari anak-anaknya, wajib   sholat akau mendoakan dengan
       ji. Nga (sanga) Ji (siji), yang berarti   ini pasti mendapat ijazah dan   bagi orangtua mencarikan guru     membaca istigfar untuknya,  begitu
       sanga atau songo, artinya lubang   pengakuan. Ngaji juga bisa melalu   ngaji yang benar-benar bisa   juga kedua orangtua saya, dan
       sembilan yaitu 2  lubang mata, 2   lembaga pesantren, model  seperti   mendidik lahir dan batin kepada   sesungguhnya aku akan
       lubang hidung, 2 lubang telinga,   ini disebut “non Formal Educatian”.   putra-putrinya dengan baik.     memintakan ampun   (mendoakan)
       2 lubang dibawah yaitu anus dan   Model seperti ini bersifat   Jangan sampai salah mencarikan   kepada orang-orang yang pernah
       kelamin.  Sedangkan “ji” 1 lubang   tradisional, tetapi justru  sangat   guru ngaji. Guru ngaji yang benar   mengajari aku ngaji, atau orang
       mulut. Siapa yang bisa menjaga 9   keren. Karena bukan saja   itu sanadanya harus  nyambung   yang saya ajari  ngaji”.
       lubang, berarti telah mampu     mengasah intelektual, tetapi juga   (muttasil) hingga Rasulullah SAW.    Nah, saat ini banyak yang salah
       menaklukkan diri sendiri.  spritualnya. Selanjutnya  ngaji   Kalau hanya sekedar bisa, maka   pilih pesantren, kampus, juga
        Dalam bahasan ini, ngaji yang   Informal Educaitol. Modek seperti   google jauh  lebih hebat.   salah pilih guru. Ketika salah
       di maksud adalah “tholabul ilmu”,   ini, bisa ditemukan dimana-mana,   Imam Abu Hanifah ra, harus   menentukan guru ngaji, maka
       yang menjadi tradisi  Nahdiyin   pengajian di  masjid, musolla,   beristikharah terlebih dahulu   akan membahayakan masa
       di Nusantara. Dimana Rasulullah   kongko-kongko.       sebelum menentukan siapa yang     depannya sendiri, bangsa, dan
       SAW pernah berkata “mencari   Ketiganya   bertujuan    menjadi guru ngajinya. Setelah   juga  agama. Wajar, jika era
       ilmu itu wajib bagi  setiap muslim‏   memperbaiki moralitas, karena   istikharah, barulah menentukan   milenial banyak sekali faham-
       ‏ (HR Ibn Majah). Rasulullah   esensi ngaji itu mengenal Allah   Syekh Imad menjadi guru  ngajinya.  faham yang justru bertentangan
       SAW juga pernah berkata    dan  Rasulullah SAW, sehingga    Selama ngaji di Syekh Ismail   dengan  nilai-nilai islam sendiri,
       “Barangsiapa yang  meniti suatu   melahirkan watak yang santun,   Khammad Sulaiman, Imam Abu   karena proses belajarnya tidak
       jalan untuk mencari ilmu, maka   ramah dan saling mencintai   Hanifah, kalau duduk di     melalu seorang guru, melaikan
       Allah memudahkan untuknya   sesama  hamba Allah SWT. Sebuah   rumahnya sendiri, Imam Abu   melalui  media sosial.
       jalan menuju Surga (HR Muslim).   pepatah yang sangat indah “siapa   Hanifah tidak mau selonjor   Bersambung

       10   Majalah Komunitas Sabilillah
            Edisi 171 / Terbit Bulan September 2019 / Thn: 07
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15