Page 35 - BUKU LILIK Pranata tentang Lansia_2020
P. 35
BAB 8
PURSHED LIP BREATHING UNTUK LANSIA DENGAN GANGGUAN PARU
OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
A. Konsep paru Obstruktif kronik
Pada lansia terjadi perubahan fisiologis pada sistem
pernapasan yang menyebabkan frekuensi pernapasannya menjadi
meningkat. Menurunnya kapasitas vital paru, recoil paru dan kekuatan
otot dinding dada yang menjadi penyebab meningkatnya frekuensi
napas normal menjadi 16- 24 kali permenit (Miller, 2012).
Kasus gangguan pernapasan yang paling banyak ditemui
pada lansia adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dengan
penyebab utama rokok dan polutan lainnya. Lansia laki-laki lebih
berisiko mengalami PPOK karena laki-laki sebanyak 64% merupakan
perokok sedangkan perempuan 4,5%. PPOK ini merupakan salah satu
gejala dari penyakit pernapasan yang tinggi di Indonesia (Kemenkes
RI, 2013, p. 96).
Penanganan PPOK yang dialami lansia dapat dilakukan
dengan terapi farmakologi ataupun dengan non farmakologi (Potter
and Perry, 2010, p. 245). Terapi farmakologi adalah tindakan
pemberian terapi nebulizer yang merupakan pemberian obat secara
langsung kedalam saluran nafas melalui penghisapan untuk
meningkatkan saturasi oksigen dalam darah dan penurunan frekuensi
pernapasan serta perubahan pola nafas dari rhonci/wheezing
menjadi vesikuler. Salah satu upaya pencegahan dan mengurangi
gejala yang timbul pada PPOK yaitu dengan pengobatan
nonfarmakologis melalui edukasi dan latihan pernapasan salah
satunya yaitu Pursed Lip Breathing Exercise.
Teknik latihan pernapasan ini sangat mudah untuk dipraktekan
khususnya dalam keseharian pada lansia.
P a g e | 29 Perawatan Lansia Di Era Pandemi Covid 19

