Page 152 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 152
Bab 8 Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun 133
limfosit T matang di medulla, mereka akan masuk ke aliran darah atau saluran
limfatik dan meninggalkan timus.
Sel epitelial pada medulla memiliki thymic corpuscles yang berfungsi sebagai
self-tolerance pada imun sistem untuk mencegah imun sistem menyerang
jaringan tubuhnya sendiri. Sel epitel pada timus juga mensekresikan beberapa
molekul yang berfungsi untuk mendukung kerja limfosit T baik lokal maupun
sistemik yaitu thymosin, thymopoietin, thymulin, interleukins, and interferon
(Saladin, Gan, & Cushman, 2018).
Gambar 8.4: a. Anatomi Timus b. Histologi Timus (Saladin, Gan, &
Cushman, 2018)
Timus memiliki peranan penting dalam sistem imun, jika timus dihilangkan
pada mamalia yang baru lahir, maka tidak akan pernah terbentuk sistem
imunitas pada tubuhnya (Saladin, Gan, & Cushman, 2018). Organ timus
bekerja optimal saat masih anak anak dan akan mengalami reduksi secara
signifikan setelah masa pubertas.
Kehilangan atau berkurangnya fungsi timus pada seseorang dapat
mengakibatkan seseorang mengalami gangguan pada imunitasnya dan berisiko
untuk mengalami infeksi (Tiwari & Talreja, 2020). Sama dengan sel limfosit
B, sel limfosit T juga akan bermigrasi ke organ limfoid sekunder setelah
matang dan dilepaskan dari timus.
8.2.2 Organ Limfoid Sekunder
Setelah limfosit B dan T matang di organ limfoid primer, maka kedua limfosit
ini akan dilepaskan dan kemudian berada pada organ limfoid lain yang dikenal
sebagai organ limfoid sekunder yaitu:

