Page 51 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 51
32 Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
pada pembatasan gerak tubuh dan kemudian berakhir pada hilangnya kekuatan
otot (Yassierli et al., 2016). Ketidaksesuaian antara postur kerja pekerja dan
lingkungan fisik tempat kerja dapat mengakibatkan rasa lelah yang dialami
oleh pekerja, diperparah dengan aktivitas yang berulang dan dalam waktu yang
lama (Herman, 2016).
Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja disebabkan salah satunya karena beban kerja yang diterima
pekerja lebih besar daripada kemampuan pekerja. Kelelahan kerja adalah suatu
mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih
lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah beristirahat. Faktor-faktor penyebab
kelelahan kerja pada pekerja menurut yaitu; intensitas dan lamanya kerja fisik
dan mental, lingkungan (iklim, penerangan, kebisingan, getaran, dan lain-lain),
Circadian rhythm, problem fisik (tanggung jawab dan kekhawatiran konflik),
kenyerian dan kondisi kesehatan, dan nutrisi (Tarwaka et al., 2004).
Kondisi kelelahan secara umum yaitu kelelahan visual (indra penglihatan),
kelelahan seluruh tubuh, kelelahan mental, kelelahan urat saraf, stres (pikiran
tegang), rasa malas bekerja (Nurmianto, 1996).
Beban Kerja
Beban kerja yang dikarenakan faktor eksternal (banyaknya tugas yang
dilakukan, organisasi kerja, lingkungan kerja) dan faktor internal (faktor
somatik dan faktor psikis) merupakan faktor yang mempengaruhi ringan
beratnya beban pada pekerjaan yang dilakukan pekerja (Tarwaka, 2015).
Menurut Christensen (1991) dan Grandjean (1993) dalam (Tarwaka et al.,
2004) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui ringan atau
beratnya beban kerja yang diakibatkan oleh pekerjaan yaitu dengan
menghitung denyut jantung atau denyut nadi, konsumsi oksigen, kapasitas
ventilasi paru, dan suhu inti tubuh pada pekerja. Beban kerja yang diterima
oleh pekerja harus sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologis pekerja,
karena beban kerja merupakan kemampuan tubuh pekerja terhadap beban
kerja yang akan dikerjakan oleh pekerja tersebut (Herman, 2016).
Grandjean (1993) dalam (Tarwaka et al., 2004) bahwa denyut jantung atau
denyut nadi untuk mengestimasi indeks beban kerja. Beban kerja fisik terdiri
dari beberapa jenis yang diidentifikasi, di antaranya yaitu: denyut jantung atau
denyut nadi istirahat (rerata denyut jantung atau denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai atau dalam keadaan istirahat), denyut jantung kerja (rerata

