Page 54 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 54

Bab 3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Musculoskeletal             35


              menyatakan lama kerja pekerja dikatakan kategori baru bekerja yaitu <5 tahun
              bekerja sedangkan lama kerja pekerja dikatakan lama yaitu >5 tahun bekerja
              (Aziz, 2018).
              Masa kerja dapat dikaitkan lama kerja seseorang dari mulai bekerja sampai
              berhenti  bekerja  (Purba,  2013).  Masa  kerja  berkaitan  dengan  timbulnya
              keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs), dimana semakin lama masa kerja
              pekerja  makan  semakin  bertambah  frekuensi  keluhan  nyeri  punggung  pada
              pekerja (Sumual et al., 2019).
              Lama Kerja atau Durasi Kerja (Jam)

              Lama  kerja  mempengaruhi  penyakit  akibat  kerja  (PAK)  yang  dikarenakan
              faktor  ergonomi,  salah  satunya  yaitu  keluhan  Musculoskeletal  Disorders
              (MSDs). Lamanya pekerjaan berisiko tinggi terhadap MSDs, dimana keluhan
              yang dirasakan pekerja pada bagian leher, bahu, dan punggung bagian bawah
              (Lima and Coelho, 2018).
              Durasi kerja melebihi jam kerja yang ditentukan yaitu 8 jam dalam satu hari
              dapat mengakibatkan kelelahan otot pada pekerja (Asadi et al., 2019). Menurut
              International Labour Organization (ILO) untuk jam kerja dengan waktu kerja
              6  hari  dalam  1  minggu  yaitu  7  jam  kerja/hari  atau  40  jam  kerja/minggu
              sedangkan untuk waktu kerja 5 hari dalam 1 minggu yaitu 7 jam kerja/hari
              atau 40 jam kerja/minggu (ILO, 2017).


              3.4 Pencegahan dan Penanggulangan

              Musculoskeletal Disorders (MSDs)


              Pusat kesehatan kerja di Kanada menekankan bahwa keluhan Musculoskeletal
              Disorders  (MSDs)  merupakan  permasalahan  penyakit  akibat  kerja  (PAK)
              yang serius angka kejadiannya, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan adanya
              pencegahan MSDs (Gómez-galán et al., 2017).

              Musculoskeletal  Disorders  (MSDs)  menyumbang  sekitar  40%  dari  semua
              menyebabkan hilangnya jam kerja (meningkatnya jumlah absen pekerja atau
              tidak  dapat  bekerja  karena  mengalami  kecacatan  bahkan  kecelakaan  yang
              menyebabkan kematian dalam bekerja). Hal ini tidak hanya merugikan pekerja
              namun  menimbulkan  beban  ekonomi  bagi  pihak  perusahaan  (peningkatan
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59