Page 52 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 52
Bab 3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Musculoskeletal 33
denyut jantung atau denyut nadi selama bekerja), dan denyut jantung kerja
(selisih antara denyut jantung atau denyut nadi istirahat dan denyut jantung
atau denyut nadi kerja). Astrand & Rodahl (1977); Rodahl (1989) dalam
(Tarwaka, 2015) menyatakan bahwa denyut jantung atau denyut nadi
mempunyai hubungan linier yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu
kerja.
Berikut merupakan kategori beban kerja berdasarkan denyut jantung menurut
(Tarwaka et al., 2004);
Tabel 3.1: Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Jantung (Christensen-
1991:1699) (Encyclopedia of Occupational Health and Safety. ILO Geneva)
(Tarwaka, 2015)
Tingkat Beban Kategori Beban Denyut Jantung/Nadi
Kerja Kerja (Denyut/Menit)
0 Ringan 75-100
1 Sedang 100-125
2 Berat 125-150
3 Sangat Berat 150-175
4 Sangat Berat Sekali >175
Manuaba & Vanwonterghem (1998) (Tarwaka, 2015) menentukan klasifikasi
beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja dibandingkan dengan
denyut nadi maksimum karena beban kerja kardiovaskuler (Cardiovascular
Load= %CVL) yang dihitung dengan rumus berikut;
× ( − )
% =
−
Berdasarkan rumus sebelumnya, berikut klasifikasi kategori beban kerja
berdasarkan denyut nadi:
Tabel 3.2: Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi % CVL
(Manuaba & Vanwonterghem, 1996) dalam (Tarwaka, 2015)
Tingkat Kategori %
Pembebanan CVL Nilai %CVL Keterangan
0 Ringan <30% Tidak terjadi pembebanan yang berarti
Pembebanan sedang dan mungkin diperlukan
1 Sedang 30 s.d. <60%
perbaikan
2 Agak Berat 60 s.d. <80% Pembebanan agak berat dan diperlukan perbaikan
Pembebanan berat dan harus segera dilakukan
3 Berat 80 s.d. 100% tindakan perbaikan, hanya boleh bekerja dalam
waktu singkat
Pembebanan sangat berat dan stop bekerja sampai
4 Sangat Berat >100%
dilakukan perbaikan

