Page 266 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 266

252



                tangan  musuh-musuhnya.  Di  samping  para  hakim,  ada  imam-imam
                keturunan  Harun  yang  bertugas  untuk  memimpin  ibadah-ibadah  umat
                Israel, serta para nabi yang menyampaikan suara TUHAN bagi umat-Nya
                dan menyampaikan doa permohonan umat-Nya kepada TUHAN.
                     Sepanjang  masa  itu,  bangsa  Israel  terus  menerus  menghadapi
                ancaman  dari  musuh-musuhnya  yang  dipimpin  oleh  para  raja  dan
                menghadapi  kebobrokan  moral  orang-orang  di  dalamnya.  Itu  sebabnya,
                mereka datang kepada Nabi Samuel agar TUHAN memberikan seorang raja
                untuk memimpin dan memerintah atas mereka. (1 Sam. 8:5-6) Sejak saat itu,
                bangsa  Israel  tidak  langsung  dipimpin  oleh  TUHAN,  melainkan  oleh

                seorang raja dan mereka membentuk sistem pemerintahan kerajaan dengan
                Raja Saul sebagai raja pertamanya.
                     Sistem  pemerintahan  yang  berbentuk  kerajaan,  membuat  bangsa
                Israel  menjadi  semakin  jauh  dari  TUHAN  dan  itu  membuat  mereka
                mengalami kemerosotan moral. Akibatnya, TUHAN meninggalkan mereka
                dan  mereka  mengalami  kekalahan  terus  menerus  dalam  perang-perang
                melawan musuhnya. Bahkan Kerajaan Israel pecah menjadi Israel Utara dan
                Israel Selatan dan menjadi semakin lemah hingga akhirnya dikuasai oleh
                Babel,  Persia  dan  Romawi.  Itu  sebabnya,  ketika  ada  nubuat  para  nabi

                tentang  akan  datangnya  Mesias  yang  menyelamatkan  mereka,  mereka
                berpikir  tentang  hadirnya  keturunan  Raja  Daud  yang  akan  memulihkan
                Kerajaan Israel (Yes. 9:5-6).
                     Namun, bertentangan dengan semua anggapan dan harapan orang-
                orang Israel, Yesus Kristus yang menjadi penggenapan nubuatan tersebut
                sama  sekali  tidak  berbicara  tentang  memulihkan  Kerajaan  Israel.  Yesus
                Kristus juga tidak mengatur strategi perang untuk melawan musuh-musuh
                Israel  apalagi  berpolitik  untuk merebut  kepemimpinan  di  Israel  saat  itu.
                Kristus  justru  mengajarkan  hal-hal  yang  berbeda  dengan  yang  diajarkan
                oleh manusia pada umumnya tentang politik dan kepemimpinan. Dalam

                Matius  23:10-11,  Yesus  berkata,  “Janganlah  pula  kamu  disebut  pemimpin
                karena  hanya  satu  Pemimpinmu,  yaitu  Mesias.  Barangsiapa  terbesar  di
                antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.”
                     Ketika  orang-orang  berlomba  untuk  menjadi  pemimpin,  terutama
                pemimpin politk, karena kekuasaan, kewenangan dan fasilitas yang akan
                diperoleh  para  pemimpin,  Yesus  Kristus  malah  mengingatkan  para
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271