Page 275 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 275
261
atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia.
Sedangkan kerukunan sosial merupakan suasana persaudaraan dan
kebersamaan antara semua orang meskipun mereka berbeda secara ras,
suku, budaya, agama, golongan. Kerukunan sosial juga bisa bermakna suatu
proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakrukunan serta
kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama dengan damai dan
28
tentram.
Kerukunan sosial juga diartikan sebagai kehidupan bersama yang
diwarnai oleh suasana yang harmonis dan damai, hidup rukun berarti tidak
mempunyai konflik, melainkan bersatu hati dan sepakat dalam berpikir dan
bertindak demi mewujudkan kesejahteraan bersama tanpa ada kecurigaan,
saling menghormati dan bersedia bekerjasama demi kepentingan bersama.
Kerukunan sosial adalah suatu sikap yang berasal dari lubuk hati yang paling
dalam terpancar dari kemauan untuk berinteraksi satu sama lain sebagai
29
manusia tanpa tekanan dari pihak manapun.
Semua agama mengajarkan kerukunan ini, sehingga agama idealnya
berfungsi sebagai faktor integratif. Dan dalam kenyataannya, hubungan
antar pemeluk agama di Indoensia selama ini sangat harmonis. Hanya saja,
di era reformasi, yang notabene mendukung kebebasan ini, muncul
berbagai ekspresi kebebasan, baik dalam bentuk pikiran, ideologi politik,
faham keagamaan, maupun dalam ekspresi hak-hak asasi. Dalam iklim
seperti ini mucul pula ekspresi kelompok yang berfaham radikal atau
intoleran, yang walaupun jumlahnya sangat sedikit tetapi dalam kasus-
kasus tertentu mengatasnamakan kelompok mayoritas.
Hidup bersama dengan rukun adalah dambaan setiap orang dari
berbagai unsur dan latar belakang. Yang membuat orang merasa berbeda
adalah kondisi sosial yang tersekat-sekat dalam unsur agama, etnis, dan
budaya. Dalam perspektif Kristen mengajarkan banyak hal tentang
kerukunan dengan hidup saling menghormati dan hidup bersama sebagai
saudara. Kisah penciptaan dalam Kejadian 1:26-27 (“Dan Allah berfirman,
marilah kita menjadikan manusia di dalam gambar kita seperti rupa kita dan
mereka akan memerintah pada ikan laut itu dan pada unggas langit itu dan
28 Al Munawar dan Halim. Fikih Hubungan Antar Agama. (Ciputat Press, 2003), 47.
29 Ismail F. Dinamika Kerukunan Antar Umat Beragama. (Bandung: PT. Remaja
Roesdakarya, 2004), 67.

