Page 403 - How to Develop Corporate In Indonesia Especially in Region
P. 403

4.2  Bentuk-Bentuk  Kemitraan  antara  Usaha  Besar-Menengah  dan
                    Usaha Kecil

                    Berdasarkan jangka waktunya kemitraan dibagi atas tiga bentuk, yaitu :


                    1)  Kemitraan  insidental  :  Kemitraan  ini  merupakan  kemitraan  yang
                        didasarkan oleh kepentingan ekonomi bersama dalam jangka pendek
                        dan dapat dihentikan setelah kegiatan yang bersangkutan selesai.
                    2)  Kemitraan jangka menengah : Kemitraan ini merupakan kemitraan
                        yang dilakukan dengan atau tanpa perjanjian tertulis dan berlangsung
                        dalam beberapa musim tertentu.
                    3)  Kemitraan  jangka  panjang  :  Kemitraan  ini  merupakan  kemitraan
                        yang dilakukan dalam skala besar dan ada perjanjian tertulis. Hal ini
                        didasarkan  pada  ketergantungan  dalam  pengadaan  bahan  baku,
                        permodalan dan manajemen.


                    Dari aspek pelaku (Subyek) dan aspek objeknya, kemitraan usaha dapat
               melibatkan para pelaku usaha di antara usaha besar dengan usaha kecil dan
               koperasi. Misalnya dalam upayanya mengoptimalkan kredit perbankan bagi
               pengembangan  sektor  usaha  kecil  di  Indonesia  ada  beberapa  bentuk  kerja
               sama  yang  bisa  diciptakan  dalam  bentuk  kemitraan  atas  dasar  saling
               membutuhkan.


                    1)  Kerjasama  hulu-hilir  (forward  linkage).  Usaha  kecil  yang
                        menghasilkan produk primer sebagai bahan baku seperti pertanian,
                        perkebunan,  peternakan  dan  perikanan  dapat  menjadi  pemasok
                        (supplier)  bagi  perusahaan  industri  olahan  (Manufaktur,  sektor
                        sekunder) maupun sektor jasa (Angkutan, perdagangan, restoran dan
                        lain-lain). Dengan demikian usaha kecil sudah ada semacam captive
                        market  yang  bisa  diandalkan,  tidak  perlu  memasarkan  sendiri
                        produknya. Dengan adanya forward linkage, maka usaha kecil yang
                        berada  di  hulu  dengan  produk  primernya  dapat  bekerja  sama  atas
                        dasar kemitraan atau kebersamaan usaha yang saling membutuhkan.
                    2)  Bekerja  sama  hilir-hulu  (backward-linkage).  Inisiatif  datang  dari
                        perusahaan besar. Perusahaan besar (hilir) menunjuk unit usaha kecil
                        sebagai  pemasok  kebutuhan  bahan  baku  yang  dibutuhkan  dalam
                        proses  produksi.  Pengusaha  besar  menentukan  standar  atau
                        spesifikasi  bahan  baku  yang  dibutuhkan.  Dengan  demikian  usaha



                                                   379
   398   399   400   401   402   403   404   405   406   407   408