Page 119 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 119

rich." - Seneca [Letters)

                        Senada dengan Epictetus, Seneca berkata bahwa kita yang hidup

                       terus-menerus mengikuti pendapat/opini orang lain tidak akan pernah
                       menjadi kaya. Kita bisa mengartikan quote ini dalam dua cara. Yang
                       pertama, hidup terus mengikuti opini orang lain, artinya kita tidak
                       habis-habisnya mengikuti tren. Tren sendiri artinya sesuatu yang
                       sedang populer di antara banyak orang di suatu periode. Mengikuti
                       tren artinya mengikuti opini orang banyak. Kalau kita terus-menerus

                       harus mengikuti tren yang ada dengan membeli barang- barang dan
                       makanan yang sedang populer, kapan kita menabung, berinvestasi,
                       dan menjadi kaya? Sayangnya, pola hidup “besar pasak daripada
                       tiang” ini rasanya selalu populer, apalagi di kota-kota besar.

                        Makna kedua dari pernyataan Seneca adalah jika terus- menerus
                       membandingkan diri dengan pendapat orang, kita tidak akan pernah

                       benar-benar merasa kaya, seberapa banyak pun harta yang sudah
                       kita kumpulkan. Berapa pun uang dan harta benda yang kita miliki,
                       akan selalu ada orang lain yang (tampak) lebih dari kita, dan akhirnya
                       kita tidak pernah bisa merasa “sudah kaya”. Bagaikan hamster yang
                       berlari di roda mainan tak berujung, pengejaran materi ini tidak akan
                       pernah usai.


                        Makna kedua ini sesuai dengan kalimat Seneca lainnya, “Jika kamu
                       hidup selaras dengan Alam, kamu tidak akan pernah menjadi miskin."
                       Ingat bahwa “Alam” dalam Stoisisme lebih bermakna nalar manusia.
                       Dengan kata lain, mereka yang hidup dengan nalarnya tidak akan
                       pernah (merasa) miskin, dan bisa mengenal kata “cukup”.
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124