Page 136 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 136

& Assess saja sudah cukup untuk menahan laju emosi jiwa
                             yang sedang membuncah, karena yang kita lakukan adalah

                             menginterupsi emosi yang selama ini bablas seperti gerbong
                             kereta lepas. Dalam Think & Assess, sebenarnya kita
                             sedang "memisahkan” [detach) diri kita dari sekadar orang
                             yang terbawa perasaan menjadi "pengamat”/pihak ketiga
                             yang berkepala dingin. Dicoba deh!

                   3.   RESPOND. Sesudah kita menggunakan nalar, berupaya untuk
                        rasional dalam mengamati situasi, dan, semoga saat ini, emosi
                        sudah sedikit turun, barulah kita memikirkan respon apa yang
                        akan kita berikan. Respon bisa dalam bentuk ucapan atau

                        tindakan. Karena pemilihan respon
                         tersebut datang sesudah kita memikirkannya situasinya baik-
                         baik, diharapkan ucapan dan tindakan respon ini adalah hasil
                         penggunaan nalar/rasio yang sebaik-baiknya, dengan prinsip

                         bijak, adil /fair), menahan diri /tidak terbawa perasaan/emosi/,
                         dan berani /courage).



                   Kerangka S-T-A-R ini menurut saya bisa dipakai di situasi apa pun.
                   APA-PUN. Tidak ada situasi yang terlalu berat sampai kita tidak
                   mampu mengendalikan interpretasi pribadi. Kapan kita tahu kita
                   harus melakukan S-T-A-R? Begitu kita mendeteksi adanya emosi
                   negatif dalam setiap situasi yang dihadapi. Sekolah, pacaran, karier,
                   bisnis, keluarga, jalan raya—rasanya tidak ada skenario hidup apa
                   pun yang tidak bisa merasakan manfaat kerangka S-T-A-R ini.


                   Mulai dari keputusan "kecil”, misalnya panik melihat sale sepatu di
                   mal (interpretasi otomatis yang harus dilawan, "ADUH KAPAN LAGI
                   ADA SALE SEPERTI INI, WALAUPUN GUE GAK BUTUH SEPATU
                   KE-200....”), sampai keputusan "besar", misalnya diajak menikah
                   masih muda, sampai peristiwa hidup yang mengguncang kita,
                   misalnya PHK atau kematian mendadak keluarga dekat. Memberikan

                   diri kita kesempatan untuk berpikir rasional hampir selalu lebih baik
                   dibandingkan dengan terus-menerus membiarkannya ditarik ke sana
                   sini oleh emosi.

                   Dalam Discourses, Epictetus berkata, "Jangan biarkan peristiwa yang
                   ada (di depanmu) menggoyahkan dirimu. Katakanlah (kepada
                   peristiwa/kejadian itu), 'Tunggu dulu; biarkan saya memeriksamu
                   sungguh-sungguh. Saya akan mengujimu terlebih dahulu.”’ Bagi saya

                   ini adalah teknik S-T-A-R di atas. Hampir 2.000 tahun yang lalu
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141