Page 261 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 261

/ stri saya pernah membicarakan bagaimana kami bisa memastikan

                        anak kami yang masih kecil (saat buku ini ditulis) bisa tumbuh

                        menjadi anak yang tidak durhaka kepada orang tua.
                      Keprihatinannya muncul mendengar kisah-kisah orang tua yang
                      dicampakkan oleh anak-anak mereka saat sudah dewasa, bahkan
                      ketika orang tua ini sudah berusia lanjut, sakit-sakitan, dan sangat
                      membutuhkan perhatian. Saya sendiri tidak punya jawaban yang
                      pasti. Sekadar menyediakan kasih sayang, perhatian dan materi yang
                      cukup tidak menjamin kita membesarkan anak yang peduli pada

                      orangtuanya kelak. Saya jadi terpikir, adakah yang bisa ditarik dari
                      Filosofi Teras untuk topik membesarkan anak?




                      Berdasarkan Survei Khawatir Nasional di Bab I, salah satu sumber

                      kekhawatiran adalah menjadi orang tua. Sesudah saya menjadi orang
                      tua juga barulah saya bisa mengerti mengapa peran ini benar-benar
                      bisa menjadi sumber kekhawatiran.

                      Ketika saya bermain dengan anak saya (saat buku ini ditulis dia baru
                      berusia satu setengah tahun), ribuan pikiran tentang masa depannya
                      melanda: apakah dia akan tumbuh menjadi remaja yang baik atau

                      menyusahkan orang tua? Apakah dia akan tumbuh cerdas dan
                      berprestasi? Apakah dia akan bergabung dengan teman-teman yang
                      memiliki pengaruh buruk? Apakah dia akan punya pacar kece seperti
                      Victoria Secret Angels? Dan ribuan pikiran lain, dari yang penting
                      sampai gak penting banget.

                      Saya bukanlah seorang pakar pendidikan atau psikolog anak
                      (karenanya di akhir bab kita akan ngobrol dengan seorang psikolog

                      anak), dan sebagai orang tua pun saya tidak bisa dibilang sudah
                      memiliki banyak pengalaman. Namun, saat menulis buku ini, saya
                      tergelitik untuk mengetahui apakah Filosofi Teras bisa diterapkan di
                      dalam parenting juga. Saya tidak menemukan cukup banyak referensi
                      mengenai Stoisisme dan parenting, jadi berikut ini lebih banyak dari
                      interpretasi saya sendiri.


                      Tentunya, saya berharap bagian ini bisa menjadi pemicu bagi para
                      pakar pendidikan dan psikolog anak yang membaca buku ini untuk
                      meneliti apakah prinsip-prinsip dalam Filosofi Teras sungguh bisa
                      membantu kita menjadi orang tua yang lebih baik.










                                                              226
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266