Page 264 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 264

bekerja keras untuk bisa mendapatkannya." Ketika sukses
                      diatribusikan ke upaya dan kerja keras, kita memberikan pesan

                      bahwa kecerdasan dan bakat bukan sesuatu yang statis, tetapi bisa
                      terus diasah. Inilah yang dimaksud dengan pola pikir growth
                      (bertumbuh). Anak dan orang tua percaya bahwa kemampuan diri
                      bisa ditumbuhkan terus. Kegagalan tidak dilihat sebagai indikator
                      seseorang terlahir "bodoh", tetapi sebagai hambatan sementara yang
                      bisa dilampaui dengan usaha.


                      Konsep fixed mindset vs. growth mindset ini sangat kompatibel
                      dengan dikotomi kendali. Di awal, Filosofi Teras sudah mengajarkan
                      bahwa kesuksesan sesungguhnya tidak (sepenuhnya) berada di
                      bawah kendali kita. Saat anak terobsesi pada meraih sukses (atau
                      menghindari kegagalan), padahal kedua hal ini banyak sekali
                      dipengaruhi faktor eksternal, apakah anak disiapkan menjadi realistis?

                      Saat dia meraih sukses, apakah itu akan membuat dia menepuk dada
                      "Ha, ini karena saya memang pintar”, dan saat gagal meratapi, "Ini
                      semua karena saya bodoh”? Dengan mengalihkan fokus pada hal-hal
                      yang berada di bawah kendali (belajar sungguh- sungguh, berlatih,
                      rajin), kita memberikan anak sesuatu yang bisa mereka kendalikan
                      dan tingkatkan, dan kegagalan bukan berarti vonis atas karakter

                      mereka.

                      Kita juga bisa mulai memperkenalkan "kendali” secara perlahan
                      kepada anak. Misalnya dari hal-hal kecil, seperti menentukan mau
                      main apa hari ini, atau mau memakai baju apa hari ini. Sebaliknya,
                      kita juga mulai menjelaskan hal-hal di luar kendali dari hal-hal
                      sederhana, misalnya saat cuaca buruk menghalangi acara bermain.

                      Atau, saat si anak sakit sehingga tidak bisa bersekolah dan
                      ketinggalan mata pelajaran. Kita bisa menunjukkan sikap tidak stres
                      karena sakitnya itu sendiri (sesuatu yang di luar kendali orang tua dan
                      juga si anak), dan lebih memfokuskan pada bagaimana bisa mengejar
                      ketertinggalan, misalnya.


                      Semakin bertambah usia sang anak, tentunya percakapan yang kita
                      miliki bisa lebih kompleks dan mendalam. Kita bisa bersama-sama
                      membahas tentang dikotomi kendali;

                      mengajarkan untuk tidak terobsesi dan mengharapkan kebahagiaan
                      dari hal-hal di luar kendali, belajar tidak terlalu mencintai hal-hal
                      seperti kekayaan atau ketenaran, dan belajar untuk mengendalikan

                      pikiran kita. Anak yang lebih dewasa juga bisa diajarkan bahwa dia
                      punya kendali sepenuhnya atas emosinya, dan bagaimana sebisa






                                                            229                       HENRY MANAMPIRING
   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269