Page 294 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 294

warna kulit dan mata yang gelap dibandingkan mereka yang akhirnya
                      bermukim di daerah kaya sinar matahari, seperti di ekuator atau

                      Australia).

                      Ini artinya, walaupun kita terlihat berbeda sekarang (ditambah lagi
                      dengan perbedaan budaya, sistem kepercayaan, dan adat istiadat),
                      pada dasarnya akar kita sama dan kita semua bersaudara sebagai
                      satu spesies.


                      Sampai di mana kita saat ini sebagai individu? Apakah kita masih
                      menyimpan kebencian dan dengki terhadap mereka yang kita anggap
                      "berbeda”. Atau, kita baru sampai tahap, "Yang penting gue gak
                      ganggu lo, dan lo gak ganggu gue"? Atau mungkin kamu sudah
                      mencapai tahapan tertinggi, "Gue akan berbuat baik kepada siapa
                      pun, tanpa membedakan suku, agama, ras, pilihan politik, atau klub

                      bola dia." Bagi kamu yang sudah mencapai tahap terakhir, para filsuf
                      Stoa akan mengacungkan jempol untukmu.



                      Mengatasi Masalah Dunia

                      Dunia ini banyak masalahnya. Kecuali kita selama ini tinggal di gua

                      tanpa TV dan internet, rasanya kita akan tahu bahwa ada banyak
                      masalah dan problem di dunia. Dari peperangan yang tidak pernah
                      berakhir, kebencian antargolongan, hoaks, rusaknya lautan karena
                      sampah plastik, sumber air yang semakin menurun, pemanasan
                      global, cuaca ekstrem, dan masih banyak lagi.


                      Mungkin sebagian dari kamu pernah atau bahkan detik ini juga
                      berkata dalam hati, "Hidup gue sendiri aja udah ribet, ngapain sih
                      mikirin masalah-masalah besar?" Lagi pula, namanya saja "masalah
                      dunia”, apa yang bisa diperbuat sendirian? Jika kita kembali ke
                      prinsip dikotomi kendali, ngapain memusingkan hal- hal besaryang
                      jelas ada "di luar kendali kita"?


                      Seperti pernah dibahas sebelumnya, besar sekali godaan untuk
                      menggunakan Filosofi Teras sebagai alasan, excuse, untuk
                      berpangku tangan dengan alasan sebuah isu eksternal ada di luar
                      kendali kita. Apalagi isu eksternal yang skalanya mendunia. Selain
                      itu. sebelumnya kita menemukan konsep amorfati, yang mengajarkan

                      kita untuk mencintai kondisi hidup kita saat ini. Jadi, untuk apa protes
                      dan bersusah payah? Mari kita mencintai keadaan planet ini yang
                      penuh polusi, api angkara, dan kehancuran ekosistem! Apakah
                      begitu? Benarkah Stoisisme jika diterapkan berarti kita tidak perlu




                                                               261
   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299